ILUSI - 30

72.8K 5.9K 715
                                    




"Raline ...."

Raline yang sedang menyambut kedatangan para tamu undangan di halaman rumah dekat pintu gerbang, lekas menoleh. Badannya kemudian tiba-tiba mendapatkan sebuah pelukan hangat.

"Apa kabar kamu?" Perempuan berpakaian serba putih lengkap dengan kerudungnya, tampak sangat senang bisa bertemu dengan Raline. "Tambah cantik aja menantu mami ...."

Tersenyum, Raline membalas tak kalah ramah. "Kabar aku baik, Mi ... Mami gimana?"

Sejujurnya Raline tak cukup dekat dengan perempuan yang merupakan ibu sambung Langga, Cut Mutia. Bukan karena hubungan mereka dulu tidak baik, tapi memang jarang ada kesempatan untuk bertemu.

"Bisa dilihat sendiri, Mami sehat." Mutia memperlihatkan senyuman di wajahnya yang teduh.

Langga lalu ikut bergabung, ia berdiri di sisi Raline, tangan kanannya melingkari pinggang sang istri. Ia tak takut Raline akan menolak perlakuannya, sebab sejak kedatangan tamu pertama hingga sudah ada beberapa orang yang hadir, sikap si biduanita mendadak melunak.

"Papa mana?" tanya Langga seraya tatapannya jauh menerawang ke belakang. Siapa tahu ayahnya belum turun dari mobil.

"Papa minta maaf nggak bisa datang, beliau diminta ke rumah Opa."

Mutia dan suami sudah bersiap akan pergi ketika satu panggilan telepon dari orang nomor satu di keluarga besar mereka, menggagalkan rencana.

Kening Langga terlipat samar. Dan Mutia menyadarinya sehingga perempuan yang terlihat masih sangat bugar itu mengendikkan kedua bahunya. Ia juga tak tahu penyebab sang mertua meminta suaminya lekas menemui.

"Mami ke dalam dulu, ya ... mau ketemu sama Bu Anita. Nanti kita ngobrol-ngobrol lagi ya, Lin ... mami punya hadiah buat kamu."

Langga sebetulnya sangat beruntung. Begitu ibu yang melahirkannya meninggal dunia, tak lama ia mendapatkan ganti yang tak kalah baik. Mutia menyayanginya bak anak kandungnya sendiri. Langga bahkan lebih sering dimanjakan oleh Mutia daripada ayahnya.

Namun mau sebaik atau sesayang apa pun Mutia padanya, tetap ada kalanya Langga sangat merindukan ibunya ....

"Lo nggak pernah cerita sama keluarga lo hubungan kita selama ini gimana?" Penglihatan Raline mengikuti ke mana Mutia melangkah. "Nggak yakin gue Mami tetep sehangat ini kalo tau yang sebenernya. Gue berkali-kali selingkuh, kan? Meskipun bukan salah gue juga. Gue nggak tau kalo masih punya suami."

"Mami tau, cuma Mami." Satu-satunya keluarga Langga yang mengetahui kisruh dalam rumah tangganya hanyalah Mutia. Langga tak dapat mengelak saat rentetan pertanyaan dilemparkan padanya berkali-kali. Akhirnya tak ada jalan lain selain jujur. Mutia lalu memberikan dukungan penuh padanya untuk mengejar Raline ke ibu kota. Perempuan itu juga yang membantunya mencari alasan manakala Raline diberitakan oleh media tengah menjalin hubungan dengan laki-laki lain.

Dengan gerakan cepat, Raline menoleh pada sang suami. Langga tampak memusatkan pandangannya ke arah Mutia yang mulai menyapa Anita dan Eva di kursi paling depan.

"Tapi gue tebak, kalo nama perempuan lain yang jadi biang kerok semua permasalahan kita, lo nggak ceritain, kan?"

Di depan sana, Eva sangat akrab dengan ibu dan ibu mertuanya, membuat Raline bertanya-tanya.

Giliran Langga yang menoleh pada sang istri. "Hm."

Iya, Anita dan Mutia cuma tahu jika Raline salah paham, menganggap Langga mencintai perempuan lain. Tanpa keduanya ketahui, siapa pembuat masalah itu. Langga tak pernah menyebutkan nama Eva.

ILUSI (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang