Bagaimana mungkin Raline akan baik-baik saja, jika tepat setelah pesta pernikahannya berakhir, dia mengetahui fakta bahwa sang suami ternyata mencintai sahabatnya sendiri.
Part masih lengkap.
Part ini sambungan part sebelumnya, Bestie ... aku lupa harusnya double up kmrn.
Eh, sebentar ... kenalan dulu ya sama pemain baru. Ini namanya Dugong.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*****
Baru tiga langkah keluar dari pintu samping, lagi-lagi sebuah ujian untuk mengasah kesabarannya terpampang nyata.
Suaminya, ada di depan sana bersama dengan empat orang gadis cantik nan seksi. Yang Raline kenali hanya Elena, tiga ekor lainnya mungkin teman sepupu iparnya itu.
Raline memilih diam saja sembari mengamati. Penasaran juga akan respon Langga dalam situasi seperti ini.
"Kalo sampe lo tergoda, gue rautin beneran si little star!" Cicitannya lepas bersamaan dengan helaan napas kasar.
"Yang ini namanya Cindy, Mas ... temen kuliahku juga."
Gadis yang mengenakan setelan kulot dipadukan dengan baju ketat tanpa lengan itu Raline lihat mengulurkan tangan, yang tidak disambut oleh Langga.
"Bagus!" kata Raline lega.
Langga tampak hanya menyuguhkan senyum kecil dan satu anggukan kepala. Begitu pula reaksi Langga terhadap gadis yang memakai gaun pas badan warna navy. Bahkan saat gadis-gadis itu memulai obrolan ringan, suami Raline tetap diam saja.
Oke, waktunya keluar dari persembunyian. Raline melangkah penuh percaya diri, ketika sudah dekat dengan sang suami, ia memanggil pelan. "Mas ...."
Lekas Langga memamerkan senyum lebarnya kemudian setengah berlari menghampiri. Tak ketinggalan ia menautkan jemarinya dengan si pemilik hati, baru merentangkan jarak dari Elena beserta teman-temannya.
"Asik banget kayaknya tadi lo dikerubutin laler-laler," sindir Raline tanpa menghentikan gerakan kakinya.
Nada bicara dan kata-kata Raline sebetulnya sudah menjelaskan semua, tapi bukan Saraline namanya bila ia tak bisa menyangkal. "Dih! Ke-PD-an lo! Di dunia ini cuman ada dua laki-laki yang bakalan gue cemburuin kalo dia ada di pelukan orang lain. Dan yang jelas bukan elo!"
"Siapa?"
"Bung Karno sama Bung Hatta."
"Bapak proklamator?" tanya Langga memastikan hasil pemikirannya. Agak aneh, kenapa harus mereka?
Raline mengangguk. "Bung Karno sama Bung Hatta dalam bentuk kertas warna merah dan biru."
Tak ayal Langga terbahak. Tangannya yang gatal lantas mengacak rambut istrinya yang ternyata masih belum benar-benar kering.
"Ck! Jangan rese deh!" Sikut Raline memberikan pembalasan. Bagian tubuh yang lancip tersebut menghantam perut Langga. Dan aksi itu menimbulkan pekikan tertahan dari mulut suaminya.