comment sebanyak-banyaknya🫀💗 mentari paling suka kalo kalian commentnya dipinggiran kalimat, heheh😄
⛓️⛓️⛓️
Pe Hans
Waktunya solat dzuhur tuan mudaRicardo mengantongi ponselnya setelah membaca pesan dari asistennya itu. Menatap para sahabatnya yang tengah asik bermain game kecuali Viral, lelaki tengah membaca buku.
"Ral," Viral berdeham membalasnya.
"Sholat ga?"
Viral meletakkan buku paket kimianya setelah mendengar ucapan Ricardo, memastikan ia salah dengar atau tidak.
"Kenapa?" Viral menatap Ricardo yang tengah merapikan seragamnya.
"Sholat, gue ngikut."
Viral terdiam hingga beberapa detik lelaki itu mengangguk. Bukan apa Ricardo hanya menanyai Viral saja, pasalnya lelaki itu-lah yang sering sholat walaupun sendiri dan teman-temannya bermain.
"Mau kemana Sal?" tanya Arden mematikan ponselnya.
"Masjid."
Arden mengangkat sebelah alisnya. "Masjid? Ngapain?"
Ricardo berdecak, apalagi melihat Dikta dan juga Andre menatapnya. "Sholat, lo pikir mau nagapin?"
"Sholat? Kaga salah Sal?" tanya Andre menatapnya heran.
"Bacot lo." kesalnya lalu mengajak Viral keluar kelas.
"Sal, ngikut, Sal!" teriak Arden segera menyusul kedua sahabatnya dan diikuti oleh Dikta dan juga Andre.
Pertama kali kelima lelaki anggota Graventas itu berjalan menuju kebaikan setalah sekian lamanya hanya Viral saja atau kadang Andre dan juga Arden yang ikut menuju masjid. Dan kali ini ketambahan Ricardo dan juga Dikta yang bisanya tak pernah ikut.
"Lo kaga kesurupankan, Sal?"
Ricardo mendengus. "Gue mau belajar sebelum jadi suami."
"AGA, anjay guranjay anjay."
"Mantap bozquuu." seru Dikta heboh.
Ricardo menatap sahabatnya malas, lalu melepas sepatu dan juga kaos kakinya bergitu sampai di masjid.
Kelimanya berjalan menuju tempat berwudhu, sesekali Dikta yang mencipratkan air kepada sahabatnya yang langsung mendapat semprotan dari sang ketua.
"Aduh, dede gemes habis sholat," goda Dikta begitu melihat salah satu adek tingkatannya lewat.
Perempuan yang Dikta goda itu tersipu malu, apalagi melihat Dikta yang mengguyar rambutnya ke belakang setelah selesai wudhu.
Arden memukul lengan Dikta membuat lelaki itu mengadu sakit. "Inget tempat, lagi di masjid,"
KAMU SEDANG MEMBACA
RICARDO : DANGEROUS HUSBANDS
Teen Fiction"Jangan deket-deket. Mulut kamu bau neraka-eh, alkohol maksudnya!" Ricardo terkekeh mendengarnya lalu ia mendekatkan wajah mereka hingga terjarak satu senti antara hidungnya. "Cantik. Gue mau lo." 📖 Bercerita tentang Ricardo Ace Austin dengan sega...