"Jangan deket-deket. Mulut kamu bau neraka-eh, alkohol maksudnya!"
Ricardo terkekeh mendengarnya lalu ia mendekatkan wajah mereka hingga terjarak satu senti antara hidungnya.
"Cantik. Gue mau lo."
📖 Bercerita tentang Ricardo Ace Austin dengan sega...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
jangan lupa vote, comment, follownya🫀💗 promosin cerita mentari ke teman-teman kalian juga yawww
⛓️⛓️⛓️
"Nay.."
"Kenapa Ar,"
"Laper.."
Naeva yang tengah berada di luar menghela nafasnya begitu mendengar rengekan dari Ricardo.
Mereka tengah melakukan panggilan video dengan Naeva yang menatap Ricardo, lelaki itu berguling tak jelas di atas ranjangnya.
"Baru jam dua, sabar."
Ricardo berdecak, menatap laptopnya dengan dirinya yang terlentang namun kepalanya di dongakkan untuk menatap Naeva. "Lo di mana sih!?"
"Aku di supermarket, lagi belanja buat bukaan nanti." gadis itu memasukkan buah-buahan segar ke keranjang untuk dijadian pemanis saat buka nanti.
"Kamu mau jemput aku ga?"
"Males." Ricardo kembali menggulingkan dirinya mencari kesegaran.
"Ya udah matiin telponnya, aku mau minta Ringga jemput."
Mendengarnya sontak membuat Ricardo bangun dari guling-gulingannya. "Ga, apaan! Lo calon istri gue. Ga usah minta-minta ama dia." mata elangnya menatap Naeva tajam.
"Ya udah cepet jemput aku, aku udah selesai belanjanya."
"Bentaran, gue peke celana dulu."
"Kamu dari tadi ga pakai celana!?" Naeva melototkan matanya.
Ricardo bangkit dari ranjang dengan membawa ponselnya. "Hm, boxer doang, nih." ucapnya dengan menunjukkan boxer yang dirinya pakai.
๑๑๑๑
Ricardo menghentikan motornya begitu sampai di tempat yang Naeva kirim. Matanya menatap Naeva yang berjalan ke arahnya dengan tersenyum manis.
Apa-apaan Naeva? Di saat jam seperti ini gadis itu masih bisa tersenyum? Ricardo saja rasanya ingin memukul orang akibat menahan lapar.
"Gue gibeng lo Nay, kalo masih senyum."
"Kenapa sih?" Naeva mendekati Ricardo yang duduk di atas motornya.
"Laper Nay, laper."
"Ust, ga boleh ngomong gitu."
"Ini baru puasa pertama Ar, masih ada 29 hari lagi. Masa kamu bakal ngeluh lapar-lapar terus? Ga malu sama anak kecil? Mereka aja pada kuat." Ricardo berdecak mendengarnya lalu mengambil alih belanjaan Naeva untuk di bawanya.
