03 - Incident in the canteen

64.5K 2.4K 138
                                    

mentari paling suka bacain comment, apalagi kalian commentnya dipinggiran, heheh🫀💗 jangan lupa share cerita mentari ke teman-teman kalian jugaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

mentari paling suka bacain comment, apalagi kalian commentnya dipinggiran, heheh🫀💗 jangan lupa share cerita mentari ke teman-teman kalian jugaaa

⛓️⛓️⛓️

"DEMI GUE NIKAH MA TEAYHUNG, RICARDO, NAEVA BERANGKAT BARENG!?"

"AKHIRNYA KAPAL GUE BERLAYARR!!"

"NAJIS! ITU JUGA PASTI NAEVA YANG MINTA."

"HITUNGAN KETIGA KITA KENTUT YAA!?"

"HANA, DUL, SET, BROTTT."

Naeva memejamkan matanya begitu banyak teriakan yang terlontar, baik maupun buruk.

Gadis itu menuruni motor milik Ricardo lalu menyerahkan helemnya. Entahlah Naeva juga tak tahu itu helem milik siapa yang Ricardo berikan, yang pasti itu berwarna pink, warna kesukaannya.

"Ga usah dengerin omongan orang-orang," Ricardo meletakkan helemnya di atas motor lalu mengacak-ngacak rambutnya asal.

"Ke kelas sana,"

"Iya," Balasnya malas. Tanpa Ricardo suruh pun Naeva juga akan pergi ke kelasnya.

Belum sempat Naeva melangkah, Ricardo kembali berucap. "Belajar yang bener, biar anak gue punya Ibu yang pinter, ga oon." ucap Ricardo membuat Naeva kesal, segera menjauh dari parkiran.

Setelah melihat Naeva hilang dari pandangannya, Ricardo segera berjalan menuju rooftop tempat ia meminta sahabatnya berkumpul.

Setelah menaiki banyak tangga, Ricardo kini sampai pada tempat berhawa sejuk itu. Melihat para sahabatnya yang sudah berkumpul di sana, duduk di atas sofa yang memang Ricardo sendiri yang menyedihkannya. Anak pemilik sekolah nih, bebas.

Dikta yang melihat Ricardo datang lantas menghampirinya, merangkul bahu ketuanya itu.

"Gimene?" Dikta menaik-turunkan alisnya bermaksud menggoda Ricardo.

Ricardo mengangkat sebelah alisnya tak mengerti hingga suara Andre membuatnya terkekeh. "Udah berangkat bareng Dik, masa iye belom ada ape-ape?"

"Cerita lah Sal," sahut Arden dengan memegang gitar miliknya.

"Awas lo iri." kekehnya mendudukan diri di samping Viral yang hanya terdiam.

"Sombong amat! Udah jadian emang?"

"Jadian?" ucapnya dengan nada menyebalkan. "Nikahlah, lebih mantep." sambungnya dengan merangkul bahu Viral.

"Bjir!?"

"Serius Sal? Nikah gimane maksud lo?" Dikta mendekatkan diri pada Ricardo dengan duduk ditengah-tengahnya.

"Boong nih pasti!"

Ricardo berdecak. "Gue kepergok di gang,"

"Bangsat. Lo anuan di gang!?"

Ricardo berdeham dengan menyandarkan badannya ke sofa, mengambil ponselnya yang berada di saku celananya.

RICARDO : DANGEROUS HUSBANDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang