📖 HAPPY READING 🔖 Mentari Jingga
💌💌💌
Naeva menghembuskan nafasnya pelan begitu memasuki lapangan basket. Berada di sini membuatnya mengingat Ricardo yang dulu sebelum menikah ia dan Ricardo bertanding dengan yang kalah harus menuruti yang menang sampai akhirnya Naeva kalah dan menuruti Ricardo untuk ikut ke mansion.
"Oke anak-anak berhubung minggu depan kalian sudah akan melaksanakan ujian kelulusan jadi pada pertemuan terakhir kita, kita akan melakukan pengambilan nilai seperti apa yang bapak bilang sebelumnya." Pak Gun selaku guru olahraga itupun menyampaikannya di hadapan murid-muridnya atau Naeva dengan teman sekelasnya.
"Ga nyangka banget ga sih sebentar lagi kita lulus?" ceteluk Casandra.
"Iyaa, pasti gue bakal kangen banget sama kaliann," Ayudia merangkul kedua sahabatnya hingga menoleh pada Naeva yang sedari diam. "Nay, lo kenapa?"
"Eem? Ga papa."
Casandra bergumam lalu memeluk Naeva. "Udah, lo ga usah pikiran apa-apa. Sekarang kita fokus untuk penilaian." Naeva hanya mengangguk dengan tersenyum.
"Sebelum mulai penilaian, bapak bagi dulu kelompoknya."
"Kelompoknya ngga milih sendiri Pak?" tanya sang ketua kelas itu.
"Tidak Gino. Kelompoknya saya pilihkan." sahut Pak Gun mulai membacakan nama-nama anggota kelompok berdasarkan absen.
"Please, semoga kita satu kelompok." pinta Ayudia mendengarkan ucapan Pak Gun.
"Untuk lawannya kelompok dua yaitu Aji, Andika, Andra, Aruna, Ayudia." lanjut Pak Gun memilih sebagai lawan kelompok satu yang di mana ada Naeva dengan Ayudia di kelompok dua.
"Yah, Sandra, kita ga sekelompok," Ayudia menatap Casandra dengan gadis itu yang ada di kelompok empat. "Ganti boleh ga sih?"
"Siapa yang mau lo ganti? Gue kaga mau. Gue pengen sekelompok ama Andra. Dia jago basket." sahut Andika.
"Kalo mau ganti mending lo aja, Dy." Aji menyahut membuat Ayudia kesal.
"Gue juga ga mau ganti sih, Dy. Ada bapak olahraga juga di kelompok gue." Casandra melirik seksi olahraga di kelasnyaa dengan tertawa. "Ya udah, gue sama Naeva." Ayudia merangkul Naeva di sisinya.
"Kelompok satu dan dua, ayo siap." seru Pak Gun membuat Naeva dan Ayudia bergabung dengan timnya.
Baru saja Pak Gun akan meniup peluitnya, pintu ruang lapangan basket terbuka.
"Siang Pak!!" seru Dikta tersenyum lebar yang memasuki indoor. Di sisinya juga ada keempat sahabatnya yang antara lain ada Ricardo. Lelaki itu berjalan dengan memasukkan kedua tangannya pada saku celana dengan kancing seragam atas yang terbuka tiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
RICARDO : DANGEROUS HUSBANDS
Jugendliteratur"Jangan deket-deket. Mulut kamu bau neraka-eh, alkohol maksudnya!" Ricardo terkekeh mendengarnya lalu ia mendekatkan wajah mereka hingga terjarak satu senti antara hidungnya. "Cantik. Gue mau lo." 📖 Bercerita tentang Ricardo Ace Austin dengan sega...