30 - Acara Hotel

44.7K 1.6K 1.1K
                                    

hhargai waktu mentari untuk menulis dengan memberikan vote sebelum baca💋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hhargai waktu mentari untuk menulis dengan memberikan vote sebelum baca💋

♠♠♠

Mendengar teriakan ayahnya dari ponsel membuat Ricardo mendengkus. "Kenapa ayah telpon?"

"Kamu jawab pertanyaan ayah dulu."

"Ardo kalau mau bikinin ayah cucu ga di mansion, standar luar negeri." jawabnya yang mendapat cubitan dari Naeva.

"Yayaya, nanti ayah pesankan tiket ke luar negeri untuk kalian buatkan ayah cucu." balasnya. "Sekarang ayah mau minta tolong sama kamu. Ayah dapat undangan dari rekan kerja ayah untuk menghadiri acara peresmiannya hotel milik beliau. dan kamu ayah minta datang untuk menggantikan ayah."

"Kenapa jadi Ardo?! Rekan kerja ayah, ya ayah yang datang." begitulah dari dulu, keduanya selalu asik bertengkar.

"Kamu pikir ayah ada di mana? Sudah, nanti ayah kirimkan lokasinya. Kamu datang dengan menantu cantik ayah. Ayah mau bujuk bunda kamu dulu yang lagi ngambek."

Tutt.

Ricardo menatap ponselnya yang tiba-tiba mati sebab Majma mematikan sambungan telponnya. Bibirnya berdecak, kesel lantaran sang ayah yang langsung mematikan sambungan telponnya dan pria tua itu memuji istrinya, cantik.

"Ayah kenapa?"

Ricardo menghembuskan nafasnya. "Tu orang tua aneh, bee. Kadang gue mikir sebenernya gue ini anaknya atau bukan."

"Kenapa mikir gitu? Wajah kamu sama ayah aja mirip."

"Lo ngatain gue tua?" alisnya hampir menyatu  lantaran dibilang mirip dengan Majma disaat pria itu sudah menyandang umur 40 tahun.

"Bukan ish. Ya kamu kenapa mikir gitu?" Bukan cuma wajah, tapi sifat kamu sama ayah juga sama.

"Ya menurut lo orang tua kalo ga tanyain kabar anaknya gimana, saat udah ditinggal seminggu? Terus kalo mau pergi mana ada mereka ngomong ke gue."

"Tapi kamunya juga ngeselin. Kalau dibilangin ayah sama bunda ga nurut."

"Ayah dulu yang bikin gue kesel, Nay."

"Um, tapi ayah sama bunda beneran sayang sama kamu. Mereka tanyain keadaan kamu lewat aku tiap malem. Kamu masih keluar ga setiap malamnya? Pokoknya ayah sama bunda itu sayang banget sama kamu. Tapi kamunya ga sadar." tangan mungilnya mengusap rahang suaminya pelan.

"Tahu-lah." Ricardo menyandar pada dada Naeva dengan memeluk pinggang istrinya.

"Ar," Naeva menggigit bibir bawahnya ragu.

Ricardo berdeham lalu mengangkat wajahnya, menatap wajah cantik istrinya. "Mau lanjutin yang tadi ga? Kalo ga gue mau rokok."

"Eih, jangan! Ga boleh rokok." cegah Naeva langsung.

RICARDO : DANGEROUS HUSBANDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang