Apa Itu Hidup?

169 33 4
                                    

Apa itu hidup?

Katanya, saat seseorang sudah tak lagi bernapas, ia dikatakan tidak hidup.

Jika demikian, apabila hidup itu hanya dimaknai dengan bernapas, apakah yakin di kehidupan akhirat nanti kita juga merasakan bernapas, persis selayaknya yang dirasakan kini di bumi?

Apakah hidup hanya dimaknai dengan sesederhana itu?

Katanya, hidup adalah perjuangan.

Lalu, apa perbedaan dari berjuang di dunia pun kehidupan akhirat?

Bukankah ketika hidup di dunia, kita melukis kanvas kehidupan dengan warna-warni cat yang telah Pencipta sediakan?

Pun setelah itu, bukankah saat waktunya tiba pada kehidupan di akhirat, kita ditunjuk untuk menjelaskan berbagai macam hal--termasuk maksud dan tujuan warna serta rupa bentuk lukisan yang telah dibuat--kepada Pencipta yang telah memerintah serta menyediakan berbagai pewarna tersebut?

Mungkinkah sisi berjuangnya adalah saat kita melukis, terlebih skill yang menurut diri sama sekali tak menguasai bidang tersebut, ditambah kenyataannya adalah bahwa tak satupun orang lain memiliki cat warna sama, keahlian menggambar sejenis, kecepatan dan teknik yang serupa, kesabaran dan kemampuan yang setara?

Ketika Pencipta memberikan perintah atas tema yang telah ditentukan oleh-Nya dari awal, Ia yang sudah lebih dari luar biasa terbiasa membentuk berbagai macam kreasi--bahkan diri kita sendiri pun Ia yang menciptakan--, lalu dengan mudahnya kita keluar dari jalur, tidak mengikuti aturan yang berlaku, membandingkan lukisan sendiri dengan orang lain, menyalahi takdir terkait alasan mengapa cat warna yang diberikan Pencipta tidak semenarik pelukis di sekitar kita, ditambah seakan sombong bisa melampaui karya Sang Pencipta dan menganggap-Nya tidak masuk akal dalam memberikan tugas, sadarkah kita tentang betapa marah Ia saat Tahu hal ini?

Estimasikan Ia Tahu.

Lalu, karena instruksi melukis dari-Nya harus segera selesai bahkan sebelum tahu bahwa nama kita akan dipanggil, mau tidak mau persiapan lebih awal untuk menjelaskan dan mempertanggung-jawabkan lukisan yang kita buat adalah keharusan.

Jika Ia Tahu gunjingan kita, tetapi selama melukis akhirnya kita sadar atas perlakuan tak layak pada-Nya di masa lalu, dan berusaha sekuat tenaga membuat lukisan sesuai perintah, ditambah pun Ia Tahu lalu memaafkan, menerima dan memasukkan ke kelas unggulan tak peduli seberapa berantakan lukisan kita karena yang terpenting bagi-Nya adalah usaha dan maaf dari kita, pertanyaannya adalah, tak merasa bersalahkah?

Maka, kembali pada pertanyaan di awal, apa itu hidup?

Panggil Aku IntroverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang