Perkara baper kepada lawan jenis.
Sampai detik ini saya masih heran dengan beberapa cerita orang, tentang saling menyalahkan antar lawan jenis, lantaran sikap seseorang yang katanya membuat baper orang lain.
Entah bagaimana bisa, hanya saja yang saya herankan di sini, mengapa bisa semudah itu baper hanya karena perlakuan, perkataan, atau bahkan karena pandangan mata dari seorang lawan jenis?
Mungkin sikapnya memang ramah pada siapapun.
Mungkin dia memang perhatian pada banyak orang.
Mungkin cara dia menatap memang dalam, maka terkesan berbeda terlihat, walaupun dia sebenarnya ya... biasa saja.
Tidak berniat untuk membuat seseorang atau banyak pihak baper karenanya.
Jika pun seseorang tersebut memang berniat seperti itu, ya sudah, santai saja.
Tidak perlu berlebihan
Karena merasa disukai, lalu mulai menjadikannya sebagai pembahasan utama di setiap perkumpulan.
Santai saja.
Kita, sudah dewasa. Lucu rasanya jika kita mudah 'jatuh' pada hal sesepele itu di usia yang seharusnya tidak lagi bersikap kekanak-kanakan.
Di usia yang sepatutnya lebih memikirkan hal yang bersifat global dan universal, permasalahan hidup, apapun yang bersifat mendalam, baik internal maupun selainnya.
Jika tidak suka karena seseorang tersebut membuat kita tidak nyaman, ya sudah tinggalkan.
Hapus nomornya, atau blokir kalau sudah tidak tahan.
Sangat silakan.
Daripada pusing berceloteh di belakang, menambah investasi dosa dan memperbanyak ajang ghibah bersama rekan, anggap saja seseorang yang dianggap 'penyebar wabah baper' itu tidak ada.
Tapi tetap, yang lebih baik adalah memaafkan.
Jika pemikiran siapapun sudah se-simple itu, saya yakin, istilah baper dan PHP tidak akan ada di kamus laki-laki dan perempuan saat ini. Sungguh.
Karena permasalahan sudah selesai dengan ditariknya kesimpulan; kita yang barangkali punya pemikiran terlalu narsis bin kepedean.
KAMU SEDANG MEMBACA
Panggil Aku Introver
De TodoCatatan panjang. Ketika berjalan, duduk di angkutan umum, membeli sesuatu di berbagai tempat, di mana pun itu, pernahkah terpikir tentang beberapa hal lalu berakhir pada membahasnya sendirian? Jika pernah, maka karena itulah work ini ada. Daripada h...