Bukan Tanpa Alasan

198 44 2
                                    

Seseorang dengan pendidikan terakhir hanya sampai sekolah dasar, ketika ditanya apa yang diimpikan dari harga pendidikan yang ia bayar untuk mendapatkan satu ijazah tersebut, menjawab kurang lebih seperti ini (dengan perubahan kata lebih formal, atas seizinnya),

"Masuk Surga. Lagipula apalagi selain itu?"

Lalu, kemarin pagi, setelah membahas suatu hal cukup banyak mengenai makna kesuksesan, tibalah ia mengutarakan kesimpulan yang kembali menohok, kurang lebih seperti ini (lagi-lagi dengan perubahan kata lebih formal, atas seizinnya),

"Maka dari itu, aku memang mohon sama Allah, kalau belum bisa mengatur rasa sombong, janganlah Allah jadikan aku orang yang sukses (harta). Jangan sukses dulu sebelum bisa memperbaiki diri. Karena dikhawatirkan nanti jadi disalah gunakan kesuksesan itu. Entah menjadi sombong, misal."

Ekspresi datarnya itu, seakan sudah biasa hatinya dilatih menerima takdir.

Rupa-rupanya, tauhid sudah tertanam kuat di dadanya.

Mengingat kepribadiannya yang terlihat selama ini, dimana tulisan tangan yang belum cukup rapi, saat membaca buku terbata-bata dan lama selesai,

lalu, tanpa persiapan, jauh dari intonasi dan mimik wajah yang dibuat-buat, tiba-tiba mengutarakan pemaparan tersebut...

Sungguh, kalimat di atas, tidak akan terdengar di telinga pemilik akun ini, kalau saja atas izin Allah tidak berada di dekat mereka.

Kata-kata itu, tidak akan terdengar di telinga pemilik akun ini, kalau saja atas izin Allah berada di sekitar orang-orang yang berambisi pada dunia.

Kesimpulan langka itu mungkin tak akan pernah melintas di pendengaran pemilik akun ini, kalau saja atas izin Allah tidak mendengarkan dan duduk bersama mereka yang kerap dipandang sebelah mata oleh kebanyakan orang.

Jangan-jangan, mereka yang sibuk menyapu jalan ketika ditanya mengapa mau melakukan pekerjaan ini menjawab, "Supaya bisa berdzikir lebih tenang, tapi tetap berpenghasilan."

Bisa jadi, mereka yang memperoleh lembaran kertas bernilai dari jasanya sebagai penjaga kendaraan, ketika ditanya adakah kebosanan menerpa saat menanti penitip usai menitip, justru menjawab, "Selagi Allah memberi saya rezeki, untuk apa saya bosan menunggu rezeki dari-nya?"

Memang bukan tanpa alasan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa sallam mewasiatkan untuk dekat dengan orang-orang seperti ini...

Panggil Aku IntroverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang