Tulisan ini penuh dengan kutipan.
Kalau berkenan,
silakan dibaca perlahan-lahan.---
"Apakah kebenaran yang sangat sulit kamu terima yang membuatmu lebih kuat?
1. Ketika menjadi pendiam, kamu akan dianggap sabar, ketika dianggap sabar, kamu akan diremehkan. Ketika diremehkan, kamu akan menjadi lebih mandiri, karena malas meminta bantuan. Kamu lebih bisa menemukan solusi-solusi atas masalahmu sendiri. Lebih bisa menghargai orang lain. Sebab tau rasanya diremehkan.
2. Ketika menjadi pendengar yang baik, mereka akan terus mencarimu untuk bercerita tentang masalah mereka. Tetapi ketika kamu membutuhkan mereka untuk bercerita, beberapa akan pergi bahkan seperti enggan mendengarkanmu. Namun disitulah kamu akan menjadi lebih kuat. Sebab kamu tahu rasanya tidak didengarkan, sehingga menjadi pendengar yang baik mungkin setidaknya dapat membantu melegakan hati seseorang.
3. Ketika menjadi baik, kamu akan dimanfaatkan. Karena terlalu baik, orang akan lebih mudah meminta bantuanmu, karena berpikir kamu akan selalu menerimanya. Sesekali mengatakan tidak memang perlu, apalagi ketika kita sedang lelah. Tetapi tidak ada yang sia-sia ketika kita berbuat baik pada orang lain. Dan hal paling positif yang saya pikirkan untuk terus menjadi baik adalah, setidaknya sewaktu-waktu malaikat mencabut nyawa saya, saya sedang melakukan kebaikan.
4. Ketika menjadi peduli dan terbuka, kamu akan dianggap baik-baik saja. Karena dianggap selalu bisa mengandalkan emosi, kamu akan dinomorsekiankan dari yang lain. Dianggap bisa mengalah, lebih dewasa. Pembelaan juga perlu, tetapi semakin kamu menerima, sebenarnya pengakuan memang tidak diperlukan. Kamu hanya perlu berbesar hati. Biar Allah yang mengurus sisanya.
Itulah keempat hal yang kerap saya rasakan di manapun saya berada. Entah pada lingkaran pertemanan, di rumah, maupun di kantor. Saya tahu beberapa orang akan memandang itu lemah. Tapi, saya tidak berpikir seperti itu.
Dari hal-hal tersebutlah saya terbentuk untuk bisa memperlakukan orang lain dengan baik dan benar, dari hal-hal tersebutlah saya lebih bisa mengandalkan diri saya, dari hal-hal tersebutlah saya yakin bahwa menjadi dewasa itu tidak pandang usia. Saya lebih bisa melihat hal positif sekecil apapun dalam hal yang negatif sekalipun. Selain itu, saya juga merasa lebih tenang dalam menjalani hidup karena tidak menebar kebencian maupun dendam.
Menjadi penyabar, besar hati, baik ke semua orang, dan pengalah memanglah tidak mudah. Tetapi setidaknya, jika mereka benar-benar bisa melihat ketulusanmu, Allah-lah yang akan menyadarkan mereka, lalu mengirimkan mereka suatu hari ketika kamu benar-benar hanya bisa mengandalkan dirimu sendiri.
Mereka mungkin tidur, tapi Allah tidak. Jadi, teruslah berbuat hal-hal yang sulit namun baik. Itu tidak menghancurkanmu, itu membuatmu lebih kuat.
Saya sudah membuktikan itu, dan ternyata orang-orang yang saya perlakukan dengan baik, akan lebih menghargai keberadaan kita meskipun tidak sesering yang kita lakukan kepada mereka.
Kuncinya ikhlas.
Kemudian hal-hal baik akan mengikutimu bahkan ketika tidak kamu minta, tanpa kamu sadari.
Dahulu, kerap merasa kasihan dan merasa bodoh pada diri sendiri karena terlalu baik dan 'segan menolak' kepada orang lain. Padahal, setidaknya dunia butuh orang seperti itu. Jika kita belum bisa menemukan, setidaknya kita sudah menjadi." - @maulidyafr
"Tidak ada kebaikan yang sia-sia. Jadi, teruslah berbuat baik. Dihargai atau tidaknya, itu urusan belakangan." - Muhammad Sidik Efendi
"Memang, kita sering merasa diremehkan. Tapi, ketika mereka punya masalah, ternyata, kitalah orang pertama yang mereka rindukan." - Buyung Gangga
KAMU SEDANG MEMBACA
Panggil Aku Introver
RandomCatatan panjang. Ketika berjalan, duduk di angkutan umum, membeli sesuatu di berbagai tempat, di mana pun itu, pernahkah terpikir tentang beberapa hal lalu berakhir pada membahasnya sendirian? Jika pernah, maka karena itulah work ini ada. Daripada h...