Tidak ada hal yang paling sulit diterima selain usia yang semakin bertambah.
Tentu bukan tanpa alasan ucapan ini tertulis. Tiada lain adalah karena cukup berbanding lurus tentang apapun yang berkaitan dengan kedua orangtua.
Dan yang paling jelas adalah ini; kita mendewasa, mereka semakin menua.
Masa kecil dahulu, acapkali kita berpikir tentang masa depan yang menyenangkan. Di pikiran kita, jika dewasa sudah di genggaman, akan mudah rasanya membahagiakan mereka.
Barangkali, jika usia bertambah, finansial bukanlah hal sulit untuk dipenuhi. Pergi kemana-mana bersama keluarga, bercerita banyak hal mengingat masa kecil, bahagia selalu beriringan.
Nyatanya, tidak semudah itu.
Ada banyak hal-hal tak terduga yang kini cukup mudah ditemui. Yang bahkan di masa lalu tak pernah sedikitpun terlintas di benak dan imajinasi kita akan menjumpai yang seperti ini.
Terkadang, tak sengaja kita melihat ke belakang. Dan tak disangka, sebagian besar banyak yang telah berbeda dari perencanaan, pun perkiraan.
Menyadari itu, kita hanya bisa merenung. Menjalani hidup dengan langkah pasti yang dibuat-buat. Mendorong paksa hati yang dirundung ragu akan banyaknya pilihan tak menenangkan.
Semakin pelik.
Karena sekali memilih, tak ada lagi waktu untuk berbalik arah.
Kesempatan setelah melangkah adalah sebuah kebohongan besar di usia yang bertambah.
Hidup menjadi dewasa seperti melihat hamparan air biru luas dan damai di ujung sana. Di tengah gemericiknya suara air dan desiran ombak, siapa yang tahu ada banyak misteri di dasarnya.
Mitos dan legenda turun-temurun, bencana diam-diam yang mengendap, binatang dan tumbuhan tak dikenal yang mengikuti alur hidup di dalamnya.
Yang orang tahu di permukaan, ia begitu tenang. Tanpa menyadari ada hal yang sengaja disembunyikan laut dari pandangan kasat mata.
Pantas. Memang tidak penting bertambahnya usia dirayakan.
Bahkan Rasulullaah Shallallahu 'Alaihi Wasallam tak pernah melakukannya satu kali pun.
Karena seharusnya usia adalah ini; direnungi dan dipahami.
Disyukuri, karena masih diberi kesempatan berpikir untuk mengambil langkah terbaik yang tersedia.
Disesali, apabila seiring bertambahnya usia tidak ada perubahan signifikan dari diri baik dzahir maupun bathin.
Dan, lagi.
Menjadi dewasa tidak pernah menyenangkan meski hanya terlintas di pikiran.
Tidak ingin seperti demikian, tapi menyesuaikan usia dengan pola pikir adalah suatu keharusan.
Rumit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Panggil Aku Introver
AléatoireCatatan panjang. Ketika berjalan, duduk di angkutan umum, membeli sesuatu di berbagai tempat, di mana pun itu, pernahkah terpikir tentang beberapa hal lalu berakhir pada membahasnya sendirian? Jika pernah, maka karena itulah work ini ada. Daripada h...