Kata maaf tak pernah cukup untuk menyampaikan tentang betapa gagalnya aku sebagai seorang anak.
Entah dari sudut apa kalian bisa bersabar melihatku yang bergerak teramat lambat,
meski di sini aku sudah berusaha berlari sekuat yang kubisa.
Sebenarnya kalian berhak memarahiku, lantaran tak memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan kepada kalian,
orangtuaku.
Tapi, kalian memilih tetap menghargaiku juga memberi semangat,
dan sakit rasanya mendengar itu.
Malu.
Aku sungguh sadar, entah apa yang bisa kupersembahkan.
Jangankan untuk membawa kalian ke Surga, bertahan pada urusan dunia saja masih terseok-seok,
memperjuangkan akhirat apalagi, terlampau jauh.
Aku pun khawatir menjadi ladang investasi dosa bagi kalian saat perjumpaan kita kelak di akhirat.
Di dunia menyusahkan, di akhirat kuharap jangan sampai juga sama.
Kuharap, kalian tidak menyesal memiliki putri sepertiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Panggil Aku Introver
RandomCatatan panjang. Ketika berjalan, duduk di angkutan umum, membeli sesuatu di berbagai tempat, di mana pun itu, pernahkah terpikir tentang beberapa hal lalu berakhir pada membahasnya sendirian? Jika pernah, maka karena itulah work ini ada. Daripada h...