Masih dengan tema yang sama;
Self-Healing.
Baca ini ketika hatimu kacau,
dan ingin marah dengan keadaan.
Luapkan, jangan ditahan.
Tidak ada yang salah darimu.
Kamu hanya perlu mengetahui
amarah apa di dalam,hatimu.
----
Apa yang kau dapat dari keteguhan kau menjaga harga diri?
Kau seolah lebih tinggi, dan bangga dengan apa yang kini kau miliki.
Tapi tak pernahkah kau berpikir bahwa ada banyak hati yang kau sakiti?
Kau memulas topeng kau dengan penuh warna menarik. Sengaja membuat celah dan cara entah apa, dengan harapan orang-orang di luar sana menganggap kau berwibawa.
Tapi tak pernahkah kau sadar ada banyak orang yang kau lemparkan topeng penjagaannya agar nampak hancurlah harga dirinya, dan akhirnya kau naik dengan penghargaan oligopoli kau dengan cara kotor seperti itu?
Banggakah kau?
Senangkah kau?
Menyakiti orang-orang terbelakang, membuat mereka semakin terpojokkan, tertunduk lalu tersungkur sendirian, meratapi nasib, dan yang sangat kutakutkan adalah berujung pada menyalahkan Tuhan, coba sebentar kau bayangkan apa yang akan mereka lakukan ke depan. Jika kau memiliki pikiran, masihkah kau merasa ini adalah sebuah pencapaian?
Kau tahu?
Bullying bukan hanya lisan, tapi cara memperlakukan, dan omongan kejam di balik punggung tanpa sepengetahuan sang nama panggung di sebuah pembicaraan, juga masuk ke dalam daftar korban.
Kau merasa hidup kau jujur karena sesuka hati berkata kasar demi apa yang kau agung-agungkan sebagai karya ke-wibawa-an, tapi entah kemana akal kau ketika melihat orang-orang terbujur kaku dan menepi di keheningan lantaran merasa tak mendapat hidup yang berkeadilan?
Hobi kau adalah dibanggakan.
Kau egois!
Kau memiliki pikiran yang tak kau gunakan untuk berpikir.
Kau memiliki mata yang tak kau gunakan untuk meresapi tiap pemandangan.
Kau memiliki hati yang tak kau gunakan untuk merasakan tali-tali yang masih rumit dan butuh diuraikan.
Kau memiliki tangan yang tak kau gunakan untuk menarik mereka agar lari dari keputusasaan.
Kau memiliki kaki yang tak kau gunakan untuk bergeser, atau maksimal mencarikan tempat yang layak bagi mereka yang kurang diberikan tempat.
Kau rakus!
Di dunia ini sudah dipenuhi oleh diri kau. Televisi, radio, sosial media, bahkan di lingkungan masyarakat sekitar. Masih sajakah kau rakus dengan 'panggung tatapan mata'?
Tak kah kau berikan kesempatan pada jiwa-jiwa kosong yang inginkan kursi hanya untuk sekadar didengarkan?
Mereka tak ahli bercakap-cakap.
Mereka tak ahli mengganti lapisan.
Wajah mereka hanya satu.
Jika hancur, hilanglah semuanya sudah.
Jika sudah begitu, masih bangga juga kau, keterlaluan rasanya.
Kau mengambil keterpurukan seseorang agar kau terlihat ahli dalam mengolah dunia.
Kau merengkuh kecemasan seseorang agar kau terlihat ahli dalam mengatur ketenangan fatamorgana.
Kau adalah harga diri yang tak berharga.
Tak ada guna kau menjadi nomor satu jika kau nomor sekian-kan kesempatan orang.
Kau tak layak menjadi yang terdepan jika masih mengandalkan sesuatu urusan dengan cara demikian.
Dan tak bosan sekali lagi kukatakan.
Kau, adalah benar-benar harga diri yang teramat sangat tak berharga.
Dan kebanyakan orang, memanggil kau, 'Yang Terluar'.
***
Hanya sebuah tulisan.Tidak ada maksud menyalahkan.
Setiap orang memiliki karakter yang berbeda.
Semoga cara ini bisa membantu kita semua untuk bisa memahami karakter satu sama lain.
Karena fungsi ruang ini adalah selain sebagai wadah menulis dan membaca, juga supaya bisa menjadi sarana pengetahuan dan ajang introspeksi antar sesama kepribadian, baik introver maupun extrover.
---
Kritik dan saran sangat diterima secara terbuka.***
***
See you next time!
KAMU SEDANG MEMBACA
Panggil Aku Introver
Ngẫu nhiênCatatan panjang. Ketika berjalan, duduk di angkutan umum, membeli sesuatu di berbagai tempat, di mana pun itu, pernahkah terpikir tentang beberapa hal lalu berakhir pada membahasnya sendirian? Jika pernah, maka karena itulah work ini ada. Daripada h...