"Cleva, ini minum dulu tehnya udah jadi!" Seru Mira pada Cleva yang tengah menggendong boneka teddy bearnya layaknya seorang ibu dan anak."Oke, tante!" Sahut Cleva. "Teddy, mommy minum teh dulu yaa." Lanjutnya berbicara pada boneka.
Kemudian gadis kecil itu menghampiri meja kecil berwarna pink yang sedang Mira isi dengan cangkir mainan dan kue mainan.
Saat ini mereka sedang bermain piknik-piknikan di ruangan Ibrahim. Memang, semenjak Ibrahim memintanya untuk menemani Cleva beberapa minggu lalu, pria itu jadi selalu meminta Mira untuk menemani Cleva setiap kali dirinya harus menghadiri meeting. Seperti sekarang misalnya.
Mira sendiri tidak pernah merasa keberatan, justru ia senang sekali karena kini hubungannya dengan Cleva semakin dekat. Meski awalnya memang ia hanya memanfaatkan Cleva karena Ibrahim, kini Mira sadar bahwa Cleva jauh lebih penting daripada ayahnya.
Namun walau begitu, jangan harap perasaannya pada Ibrahim akan menghilang begitu saja. Mira termasuk perempuan yang tidak tahu diri, jadi meski ia mengerti bahwa Ibrahim tidak akan pernah menyukainya, ia tetap tidak peduli dan akan terus menyukai pria itu.
"Hmmm tehnya enak deh, tante! Hihi" puji Cleva berpura-pura menyeruput cangkir kosong itu.
Mira terkekeh melihat tingkah gemas Cleva.
"Minum yang banyak dong kalo enak hahaha"
Mereka pun tertawa bersama hingga tiba-tiba pintu terbuka, menampakkan sosok Ibrahim dan Agnes yang baru saja selesai meeting.
"Daddy!" Seru Cleva berlari menghampiri ayahnya.
"Waduh anak cantik daddy!" Ibrahim merengkuh Cleva dalam pelukannya.
Mira beranjak dari duduknya, ia memandangi Cleva yang sedang melepas rindu pada ayahnya.
"Duh anak emang gitu ya? Kalo ayahnya udah balik pasti bundanya dilupain." Kekehnya dalam hati.
Tanpa ia sadari, Agnes tengah menatapnya sinis dari belakang Ibrahim. Mira tidak kaget, perempuan itu memang tidak pernah menyukainya semenjak Mira sering menemani Cleva. Padahal ia tidak tahu, Mira juga seringkali iri padanya yang selalu menemani Ibrahim kemanapun pria itu melangkah karena ia merupakan sekretarisnya.
"Tadi Cleva main piknik-piknikan dong sama tante Mila!" Cerita Cleva pada Ibrahim.
"Ohya? Kok daddy nggak diajak?" Tanya Ibrahim pura-pura sedih.
"Hihi kan daddy ada meeting. Tapi nanti kalo main lagi daddy halus ikut yah!"
"Siap, princess!" Jawab Ibrahim. "Mira, terima kasih sudah menemani Cleva lagi, ya. Kamu boleh keluar." Lanjutnya.
Mira mengangguk sopan, "Iya, pak sama-sama. Saya juga seneng kok main sama Cleva."
"Permisi, pak." Lanjut Mira berpamit sembari melangkah ke arah pintu.
"Ih daddy! Katanya hali ini mau makan di lestolan, tante Mila ikut yah?"
Perkataan Cleva barusan membuat langkah Mira terhenti.
"Tante Mira mau kerja lagi, sayang. Kamu makan sama daddy sama tante Agnes aja ya?" Kini Agnes membuka suara.
"Nggak mau sama tante Agnes! Maunya sama tante Mila! Tante Mila, sini temenin Cleva sama daddy makan siang!" Panggil Cleva.
"Eumm maaf ya, Cleva. Yang tante Agnes bilang itu betul, tante Mira mau kerja lagi. Cleva makannya sama daddy sama tante Agnes aja ya?" Jelas Mira.
Padahal dalam hatinya ia sangat senang karena telah merasa menang dari Agnes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duren Mateng
Romance"Saya perhatikan kalian sangat dekat, Cleva juga sepertinya menyukai kamu." "Ohiya, pak. Kita mah udah kaya bestie hehe." "Ekhem," dehem Ibrahim. "Kamu sayang sama Cleva?" Sambungnya. Mira mengerutkan keningnya, tentu saja ia sangat menyayangi gadis...