"NANNY!!" Pekik Cleva ketika mereka sampai di kediaman ibu Ibrahim.Rahayu dengan senyum lebar menghampiri cucu dan menantunya.
"Eh cucu nanny udah dateng!" Serunya sembari membawa Cleva ke gendongannya.
Wanita berusia sekitar 65 tahun itu kemudian mengalihkan tatapannya pada Mira.
"Gimana kabarmu, nak?" Tanyanya ramah.
Mira tersenyum sopan, "Alhamdulillah baik, ma. Mama sehat kan? Kata mas Ibrahim mama mau medical check up hari ini?"
Rahayu mengangguk, "Alhamdulillah sehat kok. Iya, hari ini mau sekalian check up rutin."
"Yaudah mau jalan sekarang?" Tawar Mira lembut.
"Ayo, nanny! Kita pelgi sekalang! Cleva gak sabal pengen jalan-jalan sama nanny sama mommy!" Pekik Cleva lagi penuh semangat.
Kedua orang dewasa di dekatnya terkekeh sebelum akhirnya menuruti ajakan gadis kecil itu.
Mereka kemudian menaiki mobil Ibrahim.
"Kamu sekalian mau periksa kan?" Tanya Rahayu tiba-tiba ketika mereka baru saja menduduki kursi mobil.
Mira sedikit terkejut mendengar pertanyaan mertuanya.
"Periksa? Mira nggak sakit kok, ma"
"Periksain perutmu itu, barangkali udah isi."
DEG
"BUSET! KESENTUH AJA BELUM, BU!" Teriak Mira dalam batinnya.
Bulu kuduknya kini terasa berdiri. Ia benar-benar tak menyangka akan mendapatkan pertanyaan macam itu.
Bagaimana bisa mertuanya berpikir Mira sudah mengandung anak putranya? Apa karena perut Mira yang memang sedikit buncit?
"E-eh? B-belum ada sebulan nikah masa mau periksa k-kandungan?" Tanya Mira canggung.
"Ya memangnya kalo mau hamil harus nunggu berapa bulan?" Rahayu balik melempar pertanyaan.
Kini Mira seperti dibungkam. Ia membeku, tidak tahu harus merespon apa.
"Di pelut mommy ada adek bayinya ya?" Cleva ikut menambahkan.
"Kita berdoa aja ya, sayang." Jawab Rahayu.
***
Kini ketiganya berada di ruang tunggu rumah sakit, Atmadja's Hospital.
Atmadja? Tentu mereka memilih rumah sakit milik keluarga untuk memeriksakan diri. Namun meski begitu, Rahayu enggan diperlakukan spesial seperti seharusnya. Ia lebih memilih mengajak cucu dan menantunya untuk mengantri seperti pasien yang lain.
"Tangan mommy kok dingin?" Tanya Cleva setelah menyentuh tangan Mira.
Gadis mungil itu benar, tangan Mira memang sudah diselimuti keringat dingin sejak tadi. Entah mengapa ia takut jika mertuanya mengetahui bahwa dirinya belum 'isi'. Padahal itu hal yang wajar.
"Ng-nggak apa-apa kok, sayang." Jawab Mira.
"Kamu beneran nggak apa-apa?" Tambah Rahayu kini menatap Mira yang duduk di sampingnya.
"Nggak apa-apa, ma. Mungkin c-cuma masuk angin hehe"
Belum sempat Rahayu membuka mulut, seorang suster menghampiri mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duren Mateng
Romance"Saya perhatikan kalian sangat dekat, Cleva juga sepertinya menyukai kamu." "Ohiya, pak. Kita mah udah kaya bestie hehe." "Ekhem," dehem Ibrahim. "Kamu sayang sama Cleva?" Sambungnya. Mira mengerutkan keningnya, tentu saja ia sangat menyayangi gadis...