35

5K 241 8
                                    


"Happy birthday, Cleva!"

"Happy birthday, Cleva!"

"Happy birthday, happy birthday, happy birthday, Cleva!"

Suara nyanyian itu menyeru dari taman belakang, tepatnya di dalam gazebo kayu yang kemarin baru saja di pasang di rumah Rahayu.

Kini mereka sedang mengadakan pesta kecil perayaan ulang tahun Cleva yang ke enam. Pesta itu hanya dihadiri oleh beberapa kerabat dan juga Beni.

Ya, tentu Mira tak akan melewatkan sahabatnya itu mengingat kedua orang tuanya tak bisa hadir karena harus menghadiri acara pernikahan salah satu saudara Mira di Magelang.

Lagipula, tanpa diundang pun Beni akan tetap hadir karena tidak mungkin ia mengabaikan makan gratis.

Tepuk tangan pun bergemuruh.

"Yeay! Sekarang ayo potong kuenya!" Seru Mira.

Ia kemudian membantu Cleva memotong kuenya bersama Ibrahim.

Sepotong kue itu lalu Mira letakkan di atas sebuah piring kecil.

"Kue peltama buat daddy," ujar Cleva sembari menyuapi Ibrahim dengan sesendok kuenya.

"Thank you, princess!" Ujar Ibrahim sembari mencium pipi merah putrinya setelah menerima suapan itu.

Cleva terkekeh, "Telus kue kedua buat nanny!"

Gadis kecil itu bergantian menyuapi neneknya dengan manis.

"Makasih, sayang!" Ucap Rahayu kemudian mencium cucunya.

"Dan kue telakhil buat mommy, kalena Cleva sayang banget sama mommy dan nggak mau sayang siapa-siapa lagi setelah mommy!" Seru Cleva membuat Mira terharu.

Seperti yang dilakukan sebelumnya, Cleva menyuapkan sesendok kue terakhirnya untuk Mira.

"Makasih ya, sayangnya mommy!" Kata Mira.

Ia memeluk Cleva dengan penuh sayang.

"Sama-sama, mommy!" Cleva membalas pelukannya.

Sungguh manis.

"Ekhem," dehem Beni tiba-tiba.

Seketika semua orang memandang ke arahnya.

"Om Beni nggak disuapin juga?" Tanya Beni sedikit satir.

"Om Beni potong kue sendili aja, kan Cleva nggak sayang sama om Beni wlee!" Ejek Cleva disambut tawa oleh mereka.

"Hadeh persis banget kaya emaknya, pelit!" Ujar Beni memutar kedua matanya.

"Ya biarin anak gue ini!" Balas Mira tak mau kalah.

Situasi pun kembali berjalan lancar dan menggembirakan. Rasanya semua orang bahagia di pesta sederhana itu.

Hingga beberapa saat kemudian, di tengah pesta, ketika semua orang sedang sibuk menikmati hidangan yang disediakan, seseorang datang menghampiri Cleva yang sedang sibuk bermain boneka bersama Kia, sepupu seusianya.

"Selamat ulang tahun, manis!" Seru orang itu sembari menyodorkan sebuah kotak kado pada Cleva.

Cleva mendongak, "Om siapa?"

"Om temennya ayah kamu,"

"Temen daddy?"

Pria itu mengangguk.

"Hmm makasih, om! Cleva panggilin daddy ya?" Ujar Cleva menerima kadonya.

Ia kemudian beranjak menghampiri Ibrahim yang sedang berbincang dengan salah satu kerabatnya.

Duren MatengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang