Ibrahim termenung memandangi cincin yang masih melingkar di jari manisnya sejak lima belas tahun yang lalu, cincin pernikahannya dengan mendiang Kinan.Ia tak menyangka hari ini dirinya akan melepas cincinnya dan menggantinya dengan cicin yang baru.
Ah Mira, satu-satunya manusia yang berhasil membuatnya kembali merasakan bahagia setelah sekian lama hidup dalam kebosanan tanpa Kinan. Ibrahim tak akan menyangkal bahwa dirinya memang menyukai Mira. Tak salah pula ia meminta wanita itu untuk segera menikah dengannya seminggu lalu, ketika sedang menaiki delman bersama Cleva. Karena pada kenyataanya Ibrahim memang menginginkan Mira untuk menjadi ibu sambung bagi putrinya.
Entah mengapa Ibrahim selalu merasa sangat senang ketika melihat wanita itu bersama Cleva, ia seperti menemukan sekarung berlian yang selama ini ia dambakan adanya. Namun kendati demikian, ia tak pernah sedikitpun berpikir untuk memberikan hatinya pada Mira. Hatinya masih dimiliki Kinan.
Dan akan selalu begitu.
"Kinan," lirihnya. "Maafin aku." Sambungnya.
Jemarinya mengusap cincin itu beberapa kali.
"Aku udah janji nggak akan mencintai siapa pun selain kamu dan Cleva, kamu tau itu." Lirihnya lagi.
"Dan pernikahan ini untuk Cleva, untuk kebahagiaan putri kita."
Ibrahim menghela nafas sebelum kemudian melepaskan cincin itu dari jari manisnya.
Ia pun beranjak dari kursinya dan melangkahkan kakinya keluar menuju tempat yang akan menjadi saksi dari momen paling sakral dalam sejarah hidup setiap manusia, Akad.
***
"Mommy cantik banget kaya plincess!" Seru Cleva memandangi pantulan bayangan mommy barunya di cermin.
Mira nampak sangat cantik dengan dress putihnya, sebuah dress sederhana bergaya modern yang elegan. Rambut panjangnya pun terlihat begitu menawan dengan gaya messy bun yang dihiasi dengan pin bunga dan mutiara.
Ia terlihat begitu indah di hari spesialnya ini.
Hari spesial? Ya, hari ini adalah hari pernikahan Mira dan Ibrahim. Seminggu lalu Ibrahim menyatakan dirinya ingin menikahi Mira minggu depan yang artinya adalah hari ini.
Meski saat itu Mira terkejut bukan main karena seminggu bukanlah waktu yang cukup untuk menyiapkan sebuah pernikahan, bahkan Mira mengira pria itu hanya bercanda. Namun tidak, Ibrahim serius untuk menikahinya dalam waktu seminggu dan inilah yang terjadi.
Sebuah pernikahan sederhana yang digelar di salah satu hotel milik Ibrahim sendiri yang terletak di Ubud, Bali. Mereka melangsungkan pernikahan secara terutup karena memang hanya ingin mengundang keluarga, kerabat dekat, dan sahabat saja. Mira sendiri hanya mengundang Beni sebagai sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duren Mateng
Romance"Saya perhatikan kalian sangat dekat, Cleva juga sepertinya menyukai kamu." "Ohiya, pak. Kita mah udah kaya bestie hehe." "Ekhem," dehem Ibrahim. "Kamu sayang sama Cleva?" Sambungnya. Mira mengerutkan keningnya, tentu saja ia sangat menyayangi gadis...