9. Kekecewaan

4.6K 262 5
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Assalamualaikum semuanya

Pa kabar?  masih setia baca sampai part ini?

Jangan lupa tinggalkan jejak ya sobat
.
.
.
"Terkadang kekecewaan itulah yang membuat manusia menjadi jahat."

~Aidan Aksa ~

Part 9 |Kekecewaan|

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part 9 |Kekecewaan|

Keheningan kembali tercipta di ruangan itu, Zira menurunkan pandangannya merasa tidak ada lagi gerakan di atas punggung tangannya.

"Bercanda lo," Dion tertawa renyah memecah keheningan yang tercipta selama beberapa saat.

Zira dibuat menoleh mendengarnya, ia menatap lurus tepat pada manik mata Dion. "Gue kelihatan bercanda?" mendengar perkataan Zira membuat Dion bungkam, cowok berbaju merah itu tidak berani menatap netra kecoklatan milik Zira yang sangat jelas memancarkan kejujuran.

"Lo? Bukan Zira yang kita kenal," cecar Titan menggelengkan kepalanya menatap nanar ke arah Zira.

Zira menundukkan kepalanya dengan mata yang sudah berkaca-kaca. "Maaf," cicit Zira pelan.

"KENAPA RA, KENAPA?! BILANG SAMA KITA KALO INI CUMA PRANK. BILANG!" teriak Venus yang sudah tidak tahan lagi. Laki-laki itu berdiri dengan menunjuk Zira menggunakan jari telunjuknya.

Zira ikut berdiri, melangkah maju mendekati Venus. "GAK ADA KATA PRANK DISINI," Zira menetralkan raut wajahnya. "Gue disuruh keluar dari geng ini sama bokap gue, dan--" Zira tak dapat lagi melanjutkan ucapannya. Gadis itu sudah terduduk kembali dengan tangan yang menutupi wajahnya.

"Dan, gue gak dibolehin berteman sama kalian," sambungnya mengangkat kepalanya kembali, kali ini dengan wajah yang basah karena air mata.

"L-lo, tega tinggalin kita Ra?" tanya Titan terdengar lirih.

"Gue udah anggep kalian sebagai keluarga gue, g-gue gak tau harus gimana," ucapnya pilu.

"Jangan pernah ada niatan buat tinggalin Alvaros Ra, apa lagi kita. Lo tetep queen of Alvaros dan gak bakal pernah terganti," sahut Dion. Laki-laki itu mengelus punggung sahabatnya yang bergetar.

Aksa bangkit dari duduknya. Tanpa berucap sepatah kata pun laki-laki itu keluar meninggalkan mereka ber-lima. Sebelum keluar dari markas, cowok berbadan atletis itu menendang kursi yang dilewatinya lumayan keras.

Badboy or My GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang