53. Gudang

4.2K 225 20
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Assalamualaikum semuanya

Pa kabar? masih setia baca sampai part ini?

Jangan lupa tinggalkan jejak ya sobat
.
.
.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya sobat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
🌻🌻

Dengan langkah yang pasti, Alzan memasuki kawasan SMA Lima Sila yang masih terlihat sangat ramai. Semua yang hadir tengah berjoget ria memeriahkan acara pada malah hari ini dengan melihat penampilan band terkenal di daerah mereka yang tampil sangat memukau di atas panggung.

Alzan tak memperdulikan itu, ia menerobos keramaian yang ada dengan mata fokus menatap lurus ke arah depan. Kaki jenjangnya melangkah menelusuri lorong yang terlihat gelap dan sunyi, hawa dingin di sekitar tidak membuat keringat yang bercucuran di dahi Alzan mengering. Napasnya tersengal-sengal dengan hati yang dikuasai oleh rasa khawatir.

"BANG!"

Panggilan itu membuat langkah Alzan bertambah cepat, menghampiri laki-laki yang tengah bergerak gelisah seperti menahan BAB.

"Dimana istri saya?"

Begitu sampai dihadapan Niko, Alzan langsung mengeluarkan pertanyaan tersebut. Jari telunjuk Niko terangkat menunjuk pintu yang terbuat dari kayu, Niko meminta Alzan untuk ikut melangkah bersamanya mendekati ruangan dengan pencahayaan minim itu.

"Dikunci bang," beritahu Niko. Karena sebelumnya ia sudah mencoba membuka pintu tersebut namun hasilnya nihil.

"Kita dobrak," Alzan menganggukkan kepalanya. Meng-kode Niko untuk membantu mendobrak pintu itu.

Brakkk

Setelah beberapa kali percobaan, akhirnya pintu berbahan dasar kayu jati itu berhasil terbuka. Alis Alzan hampir menyatu, karena matanya tidak menangkap siapapun disana. Keduanya saling melempar pandangan, lalu memutuskan untuk memasuki gudang lebih dalam. Gudang ini cukup luas, membuat kedua manusia itu memilih untuk berpencar. Alzan memilih untuk ke arah Barat, matanya beredar ke seluruh sudut gudang. Laki-laki itu sampai terbatuk beberapa kali sangking banyaknya debu yang berterbangan.

Alzan menghembuskan napasnya berat, merasa tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalam gudang ini. Ia rasa dirinya harus mencari Zira ke tempat yang lain. Belum sempurna Alzan membalikkan badannya, samar-samar ia mendengar suara tangisan seseorang. Dengan cepat, Alzan memacu kembali langkahnya ke sumber suara.

Badboy or My GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang