13. Sah!

7.1K 319 5
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Assalamualaikum semuanya

Pa kabar? masih setia baca sampai part ini?

Jangan lupa tinggalkan jejak ya sobat
.
.
.

"Aku tidak sebaik yang kau ucapkan, tapi aku juga tidak seburuk apa yang terlintas dihatimu."

~Ali Bin Abi Thalib~

~Ali Bin Abi Thalib~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part 13|Sah|

Seminggu berlalu begitu cepat. Terlihat, suasana tak begitu ramai di sebuah masjid besar milik pondok pesantren Muratul lughah. Perasaan bercampur aduk memenuhi isi kepala dan hati Gus Alzan. Hari ini adalah hari dimana ia akan sah menjadi seorang suami dan bertambah kewajibannya. Bibir laki-laki itu terus merapal kan doa agar diberi kelancaran.

Alzan menatap ke sekeliling. Beberapa tamu undangan dan juga beberapa santri dan ustad maupun ustadzah Abi-nya sudah duduk rapi disana, karena acara ijab kabul akan segera dimulai. Mata laki-laki itu menatap ke depan dimana ada ayah Zira disana sebagai wali nasab.

"Bagaimana, Sudah siap?" pertanyaan penghulu itu membuat Alzan menarik nafasnya, kemudian mengangguk mantap.

Burhan menjabat tangan Alzan dengan mengucapkan basmallah dalam hati. Kini Zira, putri kecilnya akan sah menjadi seorang istri. Ia berharap Zira dan Alzan akan sama-sama mencari Ridha Allah.

Zira tidak ikut duduk di samping Alzan. Karena gadis itu masih di dalam, dan akan keluar jika ijab kabul telah dilaksanakan.

Burhan menarik nafasnya sebelum berucap. "Ankaḫtuka wa zawwajtuka makhthûbataka binti Nazira Aurora Devandes bi mahri 10 dananir dhahabia hâlan," ucap Burhan dengan lantang.

"Qobiltu nikahahan wa tazwijaha bil mahri madzkur haalan!" ucap Alzan tanpa kesalahan sedikit pun, membuatnya bernafas lega kemudian mengucapkan, Alhamdulillah.

"Bagaimana para saksi sah?" tanya penghulu dengan lantang.

"SAH." jawab semua yang hadir kemudian dilanjutkan dengan doa yang dipimpin oleh penghulu.

Setelah pengucapan ijab Kabul berjalan dengan lancar. Zira keluar dengan dress berwarna putih dipadukan dengan hijab senada. Gadis itu nampak sangat anggun dengan dress sederhana itu. Alzan ikut memusatkan objek pandangannya, tanpa rasa berdosa yang biasa ia rasakan karena telah memandang lawan jenis dengan berlebihan. Karena sekarang, Zira sudah sah menjadi istrinya. "Cantik," gumam Alzan dengan seutas senyum.

Badboy or My GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang