31. Poligami?

5.3K 269 6
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Assalamualaikum semuanya

Pa kabar? masih setia baca sampai part ini?

Jangan lupa tinggalkan jejak ya sobat

.

.

.

"Adab itu nomor satu!"

~Authoreaa

Part 31|Poligami|

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part 31|Poligami|

Setelah menyelesaikan sholat subuh berjamaah. Alzan mengangkat tangannya untuk memimpin doa. Ia mengucap syukur kepada sang pencipta atas segala nikmat-Nya, dilanjutkan dengan sholawat kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, kemudian memuji kekuasaan Allah, barulah ia berdoa meminta apapun yang ia inginkan.

Setelah selesai berdoa, Alzan mengusapkan kedua tangannya ke wajah. Ia membalikan badan, lalu menyodorkan tangannya ke arah Zira yang menjadi makmum.

Zira merangkak untuk meraih tangan berurat suaminya. Ia mengambil tangan itu lembut, kemudian mengecupnya lumayan lama. Sekarang Zira mulai terbiasa bangun pagi, dan sudah tidak sering menguap saat sholat. Itu adalah sebuah kemajuan yang harus di pertahankan.

Zira menatap Alzan aneh, pasalnya laki-laki itu juga menatapnya dengan senyum yang tidak biasanya. "kenapa?"

Pertanyaan Zira membuat Alzan menggelengkan pelan. Ia menggeser tubuhnya untuk lebih merapat ke tubuh Zira. Sekarang mereka sudah duduk berhadapan dengan kaki yang sama-sama menyilang. "Apa boleh, saya mencicipi ini lagi?" ujar Alzan dengan nada semelas mungkin, jari tangannya mengetuk pelan bibir merah muda gadis itu.

Sontak Zira menjauhkan wajahnya, ia menggeleng pelan dengan tangan yang membekap mulutnya sendiri. "No!" ucapnya dengan suara yang tenggelam akibat bekapannya sendiri.

"Sekali saja," mohon Alzan. Sedangkan Zira menggeleng.

"Setengah deh," rayunya lagi. Tapi tetap, Zira kembali menggeleng.

Alzan menghembuskan napas pasrah, ia menunduk dengan bibir yang mengerucut. Zira yang melihat perubahan itu lantas menjadi iba. Gadis itu menggaruk pelipisnya yang tiba-tiba gatal. Bukannya menolak ajakan suami, tapi itu semua tidak bagus bagi kesehatan jantung Zira.

"Iya sekali"

Alzan mendongakkan kepalanya setelah mendengar itu, senyum laki-laki itu mengembang dengan binar dimatanya. Ia kembali merapatkan tubuhnya. Perlahan Alzan memajukan wajahnya ke wajah Zira. Sekarang sudah tidak ada lagi jarak diantara keduanya, bahkan hidung mereka kini sama-sama menempel. Sampai-sampai Zira dapat merasakan hembusan nafas Alzan yang mengeluarkan aroma mint. Dengan jarak sedekat ini membuat jantung keduanya berpacu dengan cepat.

Badboy or My GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang