18. Majlis sholawat?

5.4K 290 0
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Assalamualaikum semuanya

Pa kabar?  masih setia baca sampai part ini?

Jangan lupa tinggalkan jejak ya sobat
.
.
.

Zira menuruni anak tangga dengan senandung yang keluar dari mulutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zira menuruni anak tangga dengan senandung yang keluar dari mulutnya. Perempuan itu sudah lengkap dengan seragam sekolah, Zira menghentikan senandungnya dan menajamkan indra penciumannya ketika aroma sedap masuk melalui dua lobang pada hidungnya.

Mencium aroma sedap itu membuat perut Zira berbunyi, perempuan itu berlari kecil menuju dapur dimana asal aroma itu berada.

"Tapi gue kan masih marah sama dia," gumam Zira, ternyata Alzan dengan sarung polos berwarna putih yang sedang memasak opor ayam.

Zira berjalan menuju kulkas untuk mengambil susu dan roti untuk dirinya sarapan. Sebenarnya perutnya ingin sekali diisikan opor buatan Alzan, mulutnya juga meminta untuk mencicipi opor tersebut. Tapi mengingat dirinya masih dalam mode marah, ia tahan rasa itu.

"Saya sudah masakan opor buat kamu, mengapa kamu sarapan menggunakan roti itu?" tanya Alzan setelah menaruh semangkuk opor ayam di depan Zira yang tengah duduk sambil menuangkan susu ke dalam roti.

"Terserah gue," jawab Zira ketus kemudian memasukan roti itu kedalam mulutnya.

Alzan menahan tawa melihat Zira sesekali melirik ke arah opor ayam yang berada di depannya. Alzan menarik salah satu kursi yang berada disamping Zira dan mendudukkan dirinya disana.

"Apakah kamu masih marah? Jika benar maafkan saya," Alzan duduk menyamping supaya bisa melihat istrinya yang tengah menyantap roti. wajah perempuan itu terlihat masam, sudah tiga hari perempuan itu lebih banyak diam dari biasanya. Tentu saja hal itu membuat Alzan tidak tenang.

"Gak," jawab Zira singkat.

Alzan terkekeh. "Saya tau kamu menginginkan opor itu, tapi kamu gengsi karena masih marah,"

Mendengar itu Zira melirik Alzan dengan tatapan tajam.

Alzan menarik kursinya untuk lebih dekat dengan kursi Zira, membuat perempuan itu mengerutkan keningnya. "Mau ngapain Lo?"

"Hadap sini coba," Alzan menuntun Zira untuk menghadap ke arahnya.

Grep.

Tubuh Zira menegang, setalah menuruti keinginan suaminya, tiba-tiba Alzan langsung memeluknya dan menenggelamkan wajahnya di bahu Zira. perempuan itu memberontak minta dilepaskan, namun bukannya melepaskan, Alzan malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Maafkan saya karena sudah membuatmu marah, Nazira" bisik Alzan tepat di telinga Zira.

Mendengar suara rendah itu membuat Zira meneguk saliva-nya. Jantungnya berdegup yang terasa sangat menggangu. Ada apa ini, apa mungkin karena ini adalah pelukan pertama dari laki-laki yang bahkan baru dua minggu dirinya kenal dari awal pertemuan.

Badboy or My GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang