46. Last Day

4.3K 260 30
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Assalamualaikum semuanya

Pa kabar? masih setia baca sampai part ini?

Jangan lupa tinggalkan jejak ya sobat

.

.

.

🌻🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.
🌻🌻

Satu bulan berlalu. Setelah melewati banyaknya masalah yang silih berganti baik besar maupun kecil sebagai seorang siswi, kini Zira hampir selesai dengan masa putih abu-abu nya. Hubungannya dengan Alzan pun semakin hari semakin erat. Tidak hanya itu, sifat Alzan yang semakin kesini semakin posesif dan kelewat manja itu membuat Zira hanya bisa geleng-geleng kepala.

Bertepatan dengan hari ini juga, seluruh murid kelas 12 SMA Lima Sila akan melaksanakan ujian kelulusan mapel terakhir. Hari paling ditunggu-tunggu setelah beberapa hari terakhir mereka terus berusaha untuk mendapatkan nilai yang memuaskan. Begitupun dengan Zira, perempuan itu belajar semaksimal mungkin dengan bantuan Alzan membuat Zira lebih mudah untuk memahami materi.

Pagi ini, Zira di sibukkan dengan benda yang ia cari namun tidak kunjung menemukannya. Perempuan dengan seragam sekolahnya itu berdecak, mengusap wajahnya frustasi lalu memutuskan untuk memanggil suaminya yang entah dimana.

"MAS, WHERE ARE YOU?!" teriaknya melengking setelah membuka pintu kamar.

"Di bawah, sayang!" Laki-laki dengan setelan baju kerjanya itu mendongakkan kepalanya dan menangkap sosok istrinya yang berdiri pada tangga pertama dari atas. Perempuan itu nampak mencari sumber suara sebentar, sebelum akhirnya menundukkan kepalanya menatap ke bawah. Alzan mengerutkan keningnya kala melihat sang istri mengangkat tinggi-tinggi kaus kaki berwarna hitam.

"Kaus kaki Zira yang sebelah mana?" Perempuan dengan seragam lengkapnya itu mengangkat kaos kaki yang hanya tersisa sebelah tinggi-tinggi.

"Udah dicari belum?" Alzan menaruh cangkir kopi setelah menyesap isinya.

"Udah nyari sampe kloset, tapi gak nemu juga."

Mendengar jawaban sang istri membuat Alzan segera beranjak dari duduknya dan mulai berjalan menaiki anak tangga seraya memasangkan jam tangan hitam pada pergelangan tangan kirinya.

Alzan menyempatkan diri untuk menepuk pucuk kepala Zira sekilas sebelum memasuki kamar. Alzan mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut kamar yang masih terlihat rapi dan bersih, tatapannya beralih pada Zira yang sudah berdiri di sampingnya. "Yakin udah nyari?"

Badboy or My GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang