26. Tanggung jawab

4.6K 244 0
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Assalamualaikum semuanya

Pa kabar?  masih setia baca sampai part ini?

Jangan lupa tinggalkan jejak ya sobat
.
.
.
"Sakit, tapi saya tidak mau diri ini juga menyakitimu dengan perkataanku."

~Alzan Naufal~

"Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,"

Alzan menutup pertemuan kali ini. Laki-laki itu langsung melangkah keluar, ditangannya terdapat beberapa lembar kertas yang ia bawa. Sesekali ia merespon sapaan para mahasiswa yang di lewatinya dengan menganggukkan kepala.

"Pak Alzan!"

Langkah kakinya terhenti, Alzan memutar tubuhnya mengikuti sumber suara. Terlihat di sana ada dua orang mahasiswi yang tengah berlari kecil ke arahnya.

"Ada apa?" tanya Alzan pada kedua mahasiswi dengan napas yang tersenggal.

Dua orang dengan pakaian kekinian itu menetralkan napasnya. Mereka menatap Alzan dengan senyum lebar, sikunya menyenggol satu sama lain.

Alzan menaikkan sebelah alisnya melihat kedua mahasiswi itu malah diam memandanginya. "Jika tidak ada yang penting, saya permisi"

"Ehh tunggu pak!" cegat mereka kala Alzan ingin kembali melanjutkan langkahnya yang tertunda.

Mahasiswi dengan kerudung pashmina itu melangkah lebih maju. Menundukkan kepalanya malu-malu. "Pak Alzan ada buka les privat gak pak?" tanya mahasiswi itu akhirnya.

"Tidak," jawab Alzan cepat.

Mahasiswi itu menoleh ke pada temannya, membuat gadis dengan rambut sebahu ikut maju mensejajarkan posisi. "Buka deh pak, untuk kita aja."

Alzan yang tadi menunduk, kini mengangkat kepalanya. "Sepertinya kalian bukan anak fakultas sini"

Kedua mahasiswi itu saling melempar pandangan, lengannya saling senggol menyenggol. Kerutan di dahi Alzan muncul, di susul dengan kekehan kecil membuat kedua mahasiswi itu semakin bergerak gelisah di tempat.

"Saya permisi,"

Alzan membalikkan badan, melanjutkan langkah untuk menuju ruangannya, meninggalkan kedua mahasiswi itu yang masih terdiam.

"Allahumma Sholli ala Sayyidina Muhammad, calon imam gue Sin," ujar salah satunya pada temannya itu.

"Inget, dia bilang udah punya istri,"

"Selagi janur kuning belum mel—"

"Udah melengkung pe'a!"

Badboy or My GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang