45. Jatuh sedalam-dalamnya

4.5K 261 21
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Assalamualaikum semuanya

Pa kabar? masih setia baca sampai part ini?

Jangan lupa tinggalkan jejak ya sobat
.
.
.


.
.
.
🌻🌻

Saat mentari senja mulai terbenam, cahaya terang pun mulai meremang. Burung-burung kembali ke sarang, terkecuali burung kakak tua yang baru memulai aktivitas mencari makan. Angin berhembus kencang, lampu jalan satu persatu menyala menerangi jalan yang terlihat gelap karena tidak ada satupun benda langit yang terpancar di atas sana. Menandakan malam telah tiba dengan cuaca mendung.

Terlihat di rumah dengan lantai dua, seorang gadis merapatkan tubuhnya ke sandaran sofa, memeluk kakinya sendiri dengan mata yang terpejam erat kala hantu berkepala busuk menampakkan diri di layar televisi.

Mendengar percakapan seseorang yang berasal dari televisi membuat gadis itu kembali membuka matanya, tangannya tergerak untuk melempar bantal sofa kala hantu dengan rupa yang lain kembali menampakan diri.

"Aaaa, setannn!!!"

Disisi lain, Alzan segera beranjak dari berbaringnya ketika mendengar teriakan melengking dari lantai bawah. Ia berlari secepat mungkin, takut terjadi sesuatu pada orang yang berteriak tadi.

Menghentikan langkahnya dengan hembusan napas lega yang terdengar. Alzan berjalan pelan ke arah Zira yang tengah memeluk dirinya sendiri. Ternyata perempuan dengan piyama berlengan pendek bermotif Shaun the Sheep itu tengah menonton film horor.

"Kalo takut, gak usah nonton." Alzan menundukkan dirinya di samping Zira, membawa kepala perempuan itu untuk bersandar di bahunya.

"Gak, Zira gak takut," alibi Zira tidak ingin menjatuhkan jiwa queen-nya.

"Afah iyah?!"

Plakk

Tanpa rasa berdosa, Zira menggeplak lengan Alzan lumayan keras yang membuat sang empu mengelus lengannya sendiri. "Main t*k*ok ya kamu?" teka Zira menatap penuh intimidasi.

Alzan menggeleng, ia tidak bermain aplikasi yang disebutkan istrinya tadi. "Tidak, saya cuma denger orang lewat bilang gitu," Alzan menunjukan jari peace-nya.

Zira memicingkan matanya, mencari kebohongan lewat pancaran netra Alzan. Tetapi seperti laki-laki itu mengatakan yang sebenarnya. "Bagus!" Zira mendorong pelan kening Alzan menggunakan jempolnya. Ia memang tidak mengizinkan Alzan untuk mengunduh apalagi bermain aplikasi tersebut.

Keduanya kembali menonton film horor yang saat ini menampilkan perempuan seksi yang berjalan lenggak-lenggok membuat Zira sontak menutup mata Alzan mengenakan telapak tangannya. "Area dewasa," ucap Zira memberi tahu mengapa ia melakukan hal demikian.

"Kamu kira saya anak kecil? Umur kamu saja masih dibawah saya," ucap Alzan namun tidak menghalangi istrinya melakukan hal tersebut.

Zira cengengesan namun belum juga menurunkan tangannya. "Zira gak mau kalo Gus Alzan liat wanita-wanita seksi itu," balas Zira.

Satu sudut bibir Alzan tertarik membentuk senyum tipis. Setelah Zira menyingkirkan tangannya ia mengecup gemas pipi kiri perempuan itu. "Mas!" Koreksi Alzan memperingati Zira.

Zira menoleh sekilas, tanpa memperdulikan ucapan Alzan kini perempuan itu kembali fokus ke layar televisi. Sama seperti sebelumnya, perempuan itu akan memekik kaget dengan memeluk kakinya sendiri ketika hantu itu menampakkan diri.

Badboy or My GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang