Badboy or My Gus

12. Persetujuan

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Assalamualaikum semuanya

Pa kabar? masih setia baca sampai part ini?

Jangan lupa tinggalkan jejak ya sobat

.

.

.

"Cinta hanya bisa dibuktikan dengan dua jalan, menghalalkan atau mengikhlaskan."

~M. Alzan Naufal ~

Part 12|Persetujuan|

"Hah??"

Aksa terkekeh gemas melihat wajah terkejut Zira. Gadis itu lebih menggemaskan dengan ekspresi cengo-nya. Tangan kekar milik Aksa mencubit gemas hidung mancung gadis itu, membuat Zira mencebik kesal.

"Gimana?" tanya Aksa karena belum ada jawaban pasti dari gadis itu.

Zira nampak bimbang, gadis itu sungguh tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Ajakan Aksa ini termasuk hal yang salah bukan? Dirinya akan berpacaran saat posisinya sudah menjadi seorang istri? Jika Ayah Burhan mengetahui ini pasti dirinya sudah dicoret dari daftar pewaris. Maksudnya kartu keluarga.

"A-aku--"

"Kamu itu dunia aku Ra, kamu yang membawa aku mengenal dunia lebih luas, kamu yang mewarnai hidup aku yang sempat gelap, dan kamu orang yang telah membuat aku jatuh cinta untuk yang pertama kalinya. Kalo kamu gak ada, dunia aku juga ikut ilang. Dunia aku hancur," Aksa menggenggam tangan Zira, mata hitam itu menatap dalam ke arah Zira. Seakan terhipnotis dengan tatapan Aksa, tanpa sadar Zira menganggukkan kepalanya beberapa kali.

"Oke," mendengar jawaban Zira membuat senyum Aksa mengembang sempurna. Lagi pula jika ini bisa di rahasiakan semua akan baik-baik saja kan? Pikir Zira.

"Tapi jangan sampai ada yang tau ya?" mohon Zira.

Aksa mengangguk pertanda setuju dengan permohonan gadis itu. Aksa mengkode Zira untuk memeluk tubuhnya, dengan senang hati Zira memeluk tubuh laki-laki itu dengan sesekali mengusap punggung yang masih terasa hangat itu.

"Mandi gih," suruh Zira beranjak dari duduknya.

"Mandiin,"

"Aksa!" geram Zira yang membuat Aksa tertawa lepas.

"Bercanda sayang,"