47. Gagal

3.7K 236 26
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Assalamualaikum semuanya

Pa kabar?  masih setia baca sampai part ini?

Jangan lupa tinggalkan jejak ya sobat
.
.
.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya sobat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

🌻

Pandangan Aksa meredup, tubuhnya terasa disengat listrik ribuan Watt. Selama beberapa detik, Aksa terdiam guna mentranslate ucapan gadis dihadapannya ini.

Terkekeh singkat, Aksa yang semula memalingkan wajahnya kini kembali menatap Zira dalam. Senyum simpul yang tercetak dibibir cowok itu mampu menggambarkan betapa tidak menyangka dirinya sekarang. Mudah, mudah sekali gadis dihadapannya mengeluarkan kalimat itu dari mulut kecilnya.

Susah payah Aksa menelan saliva-nya sendiri, tangan kekar itu terangkat menyentuh bahu Zira dan sedikit ia beri tekanan. Mata bak elang itu menyorot tajam menggantikan tatapan dalam yang semula ia tunjukan. "Jangan pernah keluarin kalimat sialan itu, sayang!" Terdengar pelan namun penuh penekanan.

Zira mendesis kecil kala merasakan bahunya yang sakit akibat tekanan yang Aksa berikan. Dengan keberanian penuh, ia membalas tatapan itu. "Jangan gini, Sa. Aku gak mau buat kamu kecewa lebih jauh, karena aku...,"

Napas Zira tiba-tiba terasa sesak. Satu bulir air mata jatuh mengenai pipi gadis itu. Zira memejamkan matanya sejenak guna mengambil pasokan oksigen sebelum melanjutkan ucapannya. "Aku udah jadi milik orang lain, cari kebahagiaanmu sendiri, Aksa." Zira menundukkan wajahnya, tidak sanggup melihat dan bertatapan lebih lama dengan netra mengintimidasi dihadapannya. Bukannya tidak ikhlas untuk mengakhiri hubungan terlarang ini, tetapi wajar jika Zira ikut sedih melihat orang yang sudah lama bersamanya kini terluka karena perbuatannya sendiri.

"Kita gak bakal bisa bersama, tolong cari kebahagiaan kamu. Aku mau kita sama sama bahagia," lanjutnya lirih.

Mata Aksa memerah. Cowok itu menggeleng tegas, lalu tanpa meminta persetujuan apapun, Aksa langsung membawa Zira ke dalam dekapannya. Menenggelamkan wajahnya pada bahu gadis itu. "Gak! Kebahagiaan aku cuma kamu, Ra!"

Selama beberapa menit, Zira diam tak berkutik. Tidak ada tanda-tanda jika gadis itu akan membalas pelukan Aksa, tidak juga membalas perkataan Aksa barusan. Sampai akhirnya, suara seseorang membuat Zira terlonjak dan refleks mendorong dada Aksa untuk menjauh darinya.

"Ekhmm," deham seseorang tersebut yang sudah berdiri di hadapan mereka.

Alzan menatap bergantian Zira dan juga laki-laki di sampingnya yang tengah menundukkan wajah. Dengan kancing kemeja yang terbuka dua dari atas, Alzan menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Kenapa tidak dilanjutkan?"

Badboy or My GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang