Halo!!!!
SEBELUM MEMBACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DAHULU!!!!
.
.
.
.
.
Happy reading❤•••••
Seperti keinginan Tuan mudanya, Alonzo benar-benar membawa gadis kecil itu ke dalam mobil mereka. Dia berjanji akan membeli semua dagangan Ruby, tapi dengan syarat Ruby harus bermain dengan Lucius di rumah Tuannya.
Ruby yang masih belia dan belum mengerti apapun dengan mudahnya menyetujuinya dengan semangat. Jangan lupakan senyuman sumringah yang dia tunjukkan seakan menggambarkan perasaan senangnya saat ada orang yang ingin memborong dagangannya.
Saat ini, Ruby sedang menggerakkan kedua kaki mungilnya ke depan dan ke belakang seraya menatap gedung-gedung pencakar langit dari dalam mobil. Sedangkan di sebelahnya, Lucius tak melepaskan pandangannya dari dirinya.
"Ruby." Panggilnya.
"Iya, tenapa?" Sahut Ruby sambil menolehkan wajahnya, membalas tatapan mata Lucius dengan matanya yang memancarkan kepolosan. (Iya, kenapa?)
"Kamu nggak takut?" Tanya Lucius.
Mata polos itu mengerjap sejenak. "Ndak, kan katanya omna mau beli daganganna Luby." Sahutnya. (Ndak, kan katanya omnya mau beli dagangannya Ruby)
Lucius tersenyum manis. Tangannya terangkat untuk mengusap pipi gembul Ruby. "Ruby cantik." Pujinya.
Semburat merah mulai memuncul di kedua pipi gembul Ruby. Dia tersenyum malu-malu karena baru kali ini ada orang yang memujinya. "Telima kasih."
Tawa kecil Lucius terdengar memenuhi mobil yang hanya ditumpangi oleh mereka bertiga.
Alonzo yang sedang menyetir pun dibuat tercengang melihat tingkah laku Tuannya yang tak seperti biasanya. Tertawa dan dengan mudahnya menyentuh gadis kecil malang itu. Biasanya Lucius akan marah saat ada orang yang menyentuhnya dengan sengaja. Tapi lihatlah sekarang? Lucius yang memulainya sendiri.
"Benih Tuan Ellard memang berbeda." Batin Alonzo sambil menggeleng pelan saat melihat tatapan penuh damba yang Tuan kecilnya berikan kepada gadis mungil itu. Alonzo melihatnya dari kaca kecil yang terletak di dalam mobil.
"Kamu kenapa kerja? Kamu kan masih kecil?" Tanya Lucius dengan nada lembutnya. Dia tidak ingin membuat gadisnya takut kepada dirinya.
Dengan semangat Ruby menjawab. "Luby mau bantuin buna. Tadi sebenalna Luby jualan-na sama buna, tapi buna lagi pipis." Sahutnya lugu. (Ruby mau bantuin bunda. Tadi sebenarnya Ruby jualannya sama bunda, tapi bunda lagi pipis)
Dahi Lucius berkerut tak suka. "Buna?"
"Iya, Buna itu ibuna Luby."
Kedua tangan Lucius mengepal erat. Dia tidak suka dengan orang yang dipanggil Buna oleh Ruby. Karena orang itulah Ruby harus berjualan. Kenapa dia tidak becus menjadi seorang ibu? Batin Lucius kesal.
"Kakak ganteng."
Celetukan Ruby yang terdengar begitu polos berhasil membuat Alonzo yang sedang menyetir melotot.
Lain halnya dengan Alonzo, Lucius justru terdiam dengan semburat merah pada pipinya. Senyuman tipisnya ikut terpatri pada wajah tampannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCIUS OCEAN [TERBIT]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!!] [PART TIDAK LENGKAP] [DILARANG KERAS UNTUK PLAGIAT!!!!] Peraturan penting yang harus kalian ingat adalah jangan menyentuh gadis milik seorang Dario De Lucius Ocean. Jika sampai kalian melanggar, maka kematian yang akan k...