Bagian tiga belas

57.6K 4.3K 999
                                    

Halo!!!!

Votenya ga sampe 800😢 tapi yaudahla.... Pembaca goib memang sangat menguji kesabaran.

SEBELUM MEMBACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DAHULU!!!!
.
.
.
.
.
Happy reading❤

•••••

Bel istirahat berbunyi nyaring memenuhi seantero sekolah. Para siswa dan siswi mulai membereskan alat tulis mereka, termasuk siswa siswi yang berada di special class. Mereka sangat tergesa-gesa memasukkan buku dan alat tulisnya lantaran ingin cepat keluar dari kelas yang aura di dalamnya terasa begitu mencekam ini.

Hans yang duduk tepat di depan Ruby mulai membalikkan tubuhnya menghadap pada gadis itu. "UBYYYY! AKHIRNYA LO SEKOLAH JUGA." Ujarnya begitu heboh.

Bukannya menjawab, Ruby malah menjentikkan jarinya menunjuk pada Hans. Tak lupa dia turut menampilkan senyumannya.

 Tak lupa dia turut menampilkan senyumannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cih! Songong bener lo." Decak Hans kesal lantaran Ruby tak menjawab ucapannya.

"Wleeeeee...." Balas Ruby mengejek Hans. Kemudian, dia mengalihkan pandangannya, menatap Lucius yang ternyata tengah memusatkan perhatian padanya. "Kak Lu, Ruby mau mam."

"Sebentar sayang." Balas Lucius. Lalu dia mengambil tas kecil yang berada di samping tas sekolahnya. Tas kecil itu berisi kotak bekal makan Ruby. "Ini." Sambungnya seraya memberikan tas tersebut kepada Ruby.

"Nggak mau makan di kantin aja?" Celetuk Arsen.

Kedua mata hitam bulat Ruby berbinar cerah saat mendengar pertanyaan Arsen. Dengan semangat dia memegang tangan Lucius sembari mengguncangnya pelan. "Kak Lu ayo ke kantin. Ruby pengin lihat kantin." Ajaknya begitu antusias.

Lucius menghela nafas berat. Dia mengusap pelan rambut gadisnya. "Makan di sini aja ya."

"Nggak mau. Ruby mau mam di kantin." Sahut Ruby memelas pada Lucius.

Shit! Lucius tidak akan bisa menolak setiap Ruby memberinya tatapan memohon seperti ini. Kedua mata hitam bulatnya yang berbinar cerah, serta bibir pinknya yang mengerucut lucu, benar-benar menggemaskan. Ruby terlihat seperti kelinci yang tengah memohon kepada singa untuk tak memakannya. Ruby tahu betul dengan kelemahannya.

"Fine! Kita ke kantin sekarang." Ucapnya menyetujui. Dia tak kuasa untuk menolak dan menghilangkan binar-binar ceria di mata Ruby. Selagi hal yang diminta gadisnya tidak mengancam hubungan mereka, maka akan Lucius berikan.

Setelah itu, tanpa basa-basi lagi Lucius membawa kotak bekal Ruby di tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya sedang menggenggam tangan kecil Ruby. Dia dan Ruby berjalan beriringan menuju kantin seperti keinginan gadis mungil menggemaskannya.

LUCIUS OCEAN [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang