Halo!!!!
SEBELUM MEMBACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DULU!!!!
.
.
.
.
.
Happy reading❤•••••
Suara bantingan pintu terdengar memenuhi lantai kamar yang terletak di lantai 4. Seorang gadis mungil yang berparas cantik baru saja memasuki kamar itu dengan wajahnya yang dipenuhi oleh air mata.
Pria gagah nan tampan tengah berdiri di depan pintu hitam berukiran emas itu. Lucius berusaha menahan diri untuk tidak menerobos memasuk ke dalam kamarnya. Dia mengerti bahwa Ruby sedang membutuhkan waktu untuk menenangkan dirinya.
Lucius menghela nafas berat, dia berjalan ke arah kanan dan memasuki pintu hitam lainnya yang berada tak jauh dari kamarnya. Ketika sampai di dalam, dia disuguhkan pemandangan seorang pria yang tetap gagah di umurnya yang semakin menua sedang bersandar di sandaran ranjang, pria itu tengah mengelus sebuah pigura berukuran sedang. Lucius sangat yakin bahwa di dalam pigura tersebut terdapat foto Mommy-nya.
Tanpa perhitungan, Lucius langsung melempar tubuhnya ke atas ranjang empuk milik Daddy-nya.
"What are you doing?" Tanya Ellard penuh ketidaksukaan. Alis tebalnya menukik tajam, menandakan dia terganggu dengan kedatangan putranya.
"I am dizzy." Sahut Lucius seraya memijat pelipisnya.
"What's going on?"
"Ruby, i think she's jelous. Kecemburuannya sangat-sangat menyebalkan, Dad." Ucapnya mengadu layaknya anak kecil.
Ellard tersenyum tipis dibuatnya. Tangan kekarnya mengusap pelan rambut putranya. "I know that. Mommy-mu dulu juga seperti itu, boy. Bahkan dia pernah berfikir Daddy akan berselingkuh. And you know what made her think like that?"
"What's that?" Tanya Lucius antusias. Senyuman manisnya telah terbit menghiasi wajah tampannya. Dia selalu bersemangat setiap kali membahas tentang Mommy-nya.
"Just because of fucking drama." Jawab Ellard.
Sontak jawaban penuh kesungguhan yang Ellard lontarkan membuat Lucius tertawa lepas. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana ekspresi menggemaskan Mommy-nya saat itu. "How cute she is." Ucapnya di sela-sela tawanya.
"She is mine!" Balas Ellard sinis.
Tawa Lucius yang tadinya menggelegar memenuhi kamar, kini telah meredup setelah mendengar kalimat kepemilikan yang Ellard ucapkan. "Ya, don't forget that she is my mom."
"Shit!" Ellard menyentil pelan dahi Lucius.
"Sakit, Dad." Ujar Lucius sembari mengelus dahinya.
Ellard berdecak kesal ketika mendengar ucapan Lucius yang sangat berlebihan. "Sakit?" Tanyanya tak percaya. "Why you don't complain saat Ruby memukul kepalamu menggunakan lampu tidur? And now you complain hanya karena Daddy menyentil dahimu?!"
"Kalian berbeda, Dad." Sahut Lucius dengan polosnya seraya mendudukkan dirinya. Dia menyandarkan tubuhnya pada sandaran ranjang, sama seperti Ellard. Tak lupa dia turut melipat kedua tangan kekarnya di depan dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCIUS OCEAN [TERBIT]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!!] [PART TIDAK LENGKAP] [DILARANG KERAS UNTUK PLAGIAT!!!!] Peraturan penting yang harus kalian ingat adalah jangan menyentuh gadis milik seorang Dario De Lucius Ocean. Jika sampai kalian melanggar, maka kematian yang akan k...