Bagian lima

85.5K 6K 491
                                    

Halo!!!!

Mana nih yang dari tiktok?

SEBELUM MEMBACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DAHULU!!!!
.
.
.
.
.
Happy reading❤

•••••

Ruby mengerjap-ngerjapkan kedua matanya, sinar matahari yang menerpa wajahnya membuat dirinya merasakan rasa silau yang luar biasa. Tapi sedetik kemudian, cahaya itu tak lagi menerpa wajahnya. Gadis kecil itu membuka matanya secara perlahan. Dan saat itu juga dia melihat wajah tampan Lucius tengah tersenyum manis padanya.

"Kak Lu." Sapa Ruby dengan suara seraknya.

Senyuman pria kecil itu semakin merekah. Dia merapikan rambut Ruby yang terlihat seperti rambut singa. "Morning my baby Ruby." Sahutnya.

"Kok kak Lu disini?" Tanya Ruby bingung ketika melihat Lucius yang tengah berbaring di sebelahnya. Sepertinya pria kecil itu juga baru saja bangun dari tidurnya.

"Kak Lu bobok disini." Sahut Lucius jujur.

"Bobok tama Luby?" Kata Ruby bertanya sembari menunjuk dirinya sendiri.

Lucius mengangguk. "He'em."

"Tapi katana Buna, anak cowok ndak buleh bobok tama anak cewek."

"Boleh, kalau Ruby boboknya sama kak Lu." Ujar Lucius tenang.

Kedua mata Ruby mengerjap pelan. "Emang iya?"

"Iya dong." Balas Lucius meyakinkan.

"

Ya udah deh." Sahut Ruby percaya dengan bualan Lucius.

Ruby mengedarkan pandangannya, menatap ke segala arah. Dahinya berkerut saat melihat kamar yang bernuansa gelap. Dia mulai merasakan bahwa kasur yang ditidurinya sangatlah empuk. Seingatnya, kamarnya di panti bercat pink serta kasurnya yang cukup keras. Kenapa sekarang berbeda? Batin Ruby.

Lain halnya dengan Ruby yang melihat sekelilingnya, Lucius justru sedang tertawa kecil saat melihat wajah menggemaskan gadisnya yang terlihat begitu polos dan lugu. Ruby-nya benar-benar menggemaskan.

"Kak Lu ini kita dimana?" Tanya Ruby. Dia tak bisa menahan rasa penasaran yang menggerogoti hatinya.

"Ini kamar aku, baby. Kamu lupa? Beberapa jam lalu kita terbang pakai pesawat." Jawab Lucius mengingatkan. Karena memang tadi Ruby sempat terbangun dari tidurnya. Bahkan gadis kecil itu bermain-main di dalam pesawat. Ya meskipun beberapa jam kemudian Ruby kembali tertidur dan baru terbangun sekarang.

Ruby menggaruk pipi gembulnya. Dia lupa. "Oh iya! Luby kan mau dibawa ke lumahnya kak Lu, ya? Luby polget." Ucapnya polos.

Lucius terkekeh pelan. Dia memajukan tubuhnya sedikit, lalu menempatkan bibirnya pada pipi gembul gadisnya yang sedikit memerah. "Bukan polget, tapi forget, baby."

Gadis mungil itu terdiam saat merasakan kecupan pada pipinya. Dia menatap Lucius dengan tatapan bertanya. "Kak Lu kok tium pipina Luby?"

"Karena Ruby milik Dario De Lucius Ocean." Sahut Lucius dengan penuh kesungguhan. Tak lupa dia memberikan senyuman manisnya untuk Ruby.

Ruby mencibikkan bibirnya. "Ih! Luby ndak ngelti loh!" Ucapnya sebal karena bingung dengan kalimat yang Lucius lontarkan.

"Gapapa, Ruby nggak harus ngerti sekarang. Mending sekarang Ruby mandi ya. Habis itu kita turun buat makan siang."

LUCIUS OCEAN [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang