Halo!!!!
Long time no see...
SEBELUM MEMBACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DULU!!!!
.
.
.
.
.
Happy reading❤️•••••
Lucius melepaskan ciuman mereka dengan begitu lembut. Dahinya menyatu dengan gadisnya. Nafas keduanya memburu lantaran terlalu lama menahan nafas. Dalam hatinya dia menjerit tak rela, namun Lucius lebih memilih untuk tidak meneruskannya. Dia tidak mau menodai kesucian gadis mungilnya.Selang beberapa saat mereka mulai tenang. Lucius mengelus pelan pipi gembul gadisnya. "I'm sorry," ucapnya merasa bersalah.
Ruby terdiam sejenak sebelum menjawab ucapan Lucius. "Gapapa kok. Ruby suka," balasnya begitu lugu.
Ucapannya Ruby yang terdengar begitu polos berhasil menghadirkan tawa lepas Lucius. Dia tidak menduga gadisnya akan meresponnya seperti ini. Dia mengira trauma Ruby akan kembali timbul dengan sentuhan kecilnya. Lucius merasa sangat bersyukur karena hal itu tidak terjadi.
"Ruby suka?" Tanya Lucius seraya menahan diri untuk tidak tertawa.
Anggukan antusias Ruby berikan. "Suka! Ruby nanti pengin lagi, kak Lu."
"What?"
"Kalau bisa kak Lu ajarin Ruby yang lidahnya ikut gerak-gerak juga," ujar Ruby memberikan saran dengan penuh semangat.
Kedua mata Lucius melotot sempurna. "Sayang," tegurnya pelan.
Jantung Lucius terasa akan terlepas dari tempatnya kala mendengar penuturan gadisnya. Sepertinya ada yang dia lewatkan, entah darimana Ruby belajar hal seperti itu, tapi yang pasti Lucius akan mencari tahu detail hingga ke akar-akarnya. Dia merasa tidak terima karena kepolosan gadisnya ternodai.
"Ruby tau darimana hal kayak gitu?" Ujar Lucius penuh keseriusan.
Ruby menunduk dalam dibuatnya, dia keceplosan. Seharusnya Ruby merahasiakan hal ini dari Lucius. "Ruby cuma nebak aja," cicitnya pelan.
"Kak Lu nggak percaya. Kasih tau aku atau aku cari tau sendiri, sayang. Ruby tau kan konsekuensinya kalo sampai kak Lu —"
"Aaaaa stop!" Ruby menutup bibir Lucius menggunakan tangannya membuat ucapan pria itu terhenti.
Ruby menjadi putus asa setelah mendapatkan tatapan tajam dari pria di hadapannya. Dia tidak memiliki pilihan lain, selain memberitahukannya pada Lucius. "Ruby tahu karena kemarin liat film sama Julio," sambungnya pelan.
"Liat film sama Julio?! What do you mean, baby?" Tanya Lucius berang. Rasanya dia ingin sekali menghancurkan semua benda di sisinya.
Ruby menggeleng cepat. "Bukan gitu maksudnya, kak Lu."
"Terus?"
"Ruby kemarin lihat film di situ," Ruby menunjuk TV besar di hadapannya. "Terus-terus Ruby nggak tau kalo bakalan ada adegan itu," sambungnya mengecil di akhir kata.
"Itu? Itu apa?" Ujar Lucius bertanya dengan sedikit menuntut agar Ruby dapat menjelaskan secara lebih rinci.
"Ishhhhh!" Ruby merungut sebal. "Masa kak Lu nggak paham, sih!"
"No, tell me baby!"
Jari-jemari saling bertautan, bibirnya manyun dengan sendirinya. Lucius tega sekali memaksanya, dia sangat malu untuk menceritakan hal yang dilihatnya kepada Lucius.
"Ruby...."
"Ciuman! Ruby liat orang ciuman di TV," sahutnya cepat seraya memejamkan mata. Pipinya terasa begitu panas setelah mengucapkan hal itu. Dia yakin pipinya pasti sudah memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCIUS OCEAN [TERBIT]
Ficção Adolescente[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!!] [PART TIDAK LENGKAP] [DILARANG KERAS UNTUK PLAGIAT!!!!] Peraturan penting yang harus kalian ingat adalah jangan menyentuh gadis milik seorang Dario De Lucius Ocean. Jika sampai kalian melanggar, maka kematian yang akan k...