Bagian dua puluh lima

40.9K 3K 1.1K
                                    

Halo!!!!

SEBELUM MEMBACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DULU!!!!
.
.
.
.
.
Happy reading❤

•••••


Gelapnya malam yang menyelimuti langit, serta dinginnya angin yang menembus kulit nyatanya tak mampu menyurutkan semangat para anggota Darkness untuk merayakan hari kemenangan mereka atas berhasilnya perluasan wilayah yang mereka lakukan.

Sang Raja yang gagah nan perkasa tengah duduk di singgasananya. Aura mencekam yang menguar dari tubuh pria gagah itu seakan lenyap tak kala senyuman manisnya terbit ketika melihat ratu kecil di pangkuannya.

Dia adalah Dario de Lucius Ocean. Dalam dunia mafia, Lucius memiliki julukan sebagai King of Darkness. Dia terlahir sebagai pemimpin, pemegang kuasa atas dunia gelap. Sama seperti ayahnya, Lucius tak pernah mengampuni dosa orang yang mengganggunya. Dia lebih suka langsung membantai habis seluruh keturunan orang yang mengusik ketenangannya. Tidak ada istilah 'pengampunan atau penebusan dosa' di dalam kamusnya. Mengusik berarti mati!!! Itulah semboyan yang selalu Ellard tanamkan pada putranya, sejak Lucius berumur 10 tahun.

"Kak Lu."

Sebuah suara lembut mengalun indah memasuki indra pendengar Lucius. Dia suka saat mendengar suara lembut itu memanggil namanya.

"Yes, baby girl. What you want?" Sahut Lucius penuh kelembutan seraya merapikan rambut gadisnya. Sesekali dia membenarkan posisi Ruby agar tidak terjatuh.

"Ruby bosan."

"Wanna play games on my phone?" Tawar Lucius sembari memberikan ponselnya kepada Ruby. Tapi gadis mungil itu menolaknya.

"Nggak mau."

"Terus apa, hm? My baby Ruby mau apa?"

Ragu-ragu Ruby membalas tatapan mata Lucius yang memandangnya penuh kelembutan. Kedua tangannya saling bertautan lantaran rasa gugup menyelimuti hatinya.

"It's okay, tell me." Seakan mengerti dengan rasa gugup yang gadisnya rasakan, Lucius berusaha memberikan ketenangan pada Ruby lewat elusan yang dia lakukan pada pipi gadisnya.

"K-kalau Ruby punya handphone sendiri, boleh nggak?" Tanya Ruby pelan.

Sedetik kemudian, gadis itu menunduk. Menghindari tatapan mata Lucius yang berubah tajam setelah mendengar permintaannya.

"We've discussed this before, baby. And my answer remains the same, no!" Jawab Lucius penuh penekanan di setiap katanya. (Kita sudah membahas ini sebelumnya, sayang. Dan jawabanku tetap sama, tidak!)

Ruby terdiam tak menyahuti ucapan Lucius. Dia menenggelamkan wajahnya di dada bidang kekasihnya. Ruby tahu Lucius tidak akan pernah memberikan ponsel kepadanya, entah apa alasannya. Padahal dengan membelikannya 1 ponsel tak akan membuat Lucius jatuh miskin, uang pria itu sangatlah banyak. Ruby pernah melihat brankas besar milik keluarga Ocean, dan didalamnya terdapat tumpukan uang yang menimbun.

Kesal karena permintaannya untuk memiliki ponsel kembali ditolak oleh Lucius, Ruby pun menggigit dada pria itu dengan keras. "KAK LU JAHAT!!" Pekiknya marah diiringi dengan isakan tangisnya yang mulai terdengar.

"Apapun akan kak Lu berikan, kecuali ponsel." Sahut Lucius seraya mengelus rambut gadisnya.

Ruby mendongak, wajahnya terlihat memerah dan dipenuhi oleh lelehan air mata. "Tapi Ruby mau ponsel." Pintanya memelas pada Lucius.

Dan jawaban Lucius tetap sama. "No!" Sahutnya tegas.

"Aaaaaaaaaaaaaa...... Kak Lu jahat!!! Ruby nggak like pokoknya." Balas Ruby meraung-raung dengan tangisannya yang terdengar di seluruh mansion megah itu. Dia kembali menghadiahi gigitan di dada Lucius.

LUCIUS OCEAN [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang