Bagian empat

88K 6.5K 950
                                    

Halo!!!!

SEBELUM MEMBACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DAHULU!!!!
.
.
.
.
.
Happy reading❤

•••••

"Kak Lu, Luby mau pulang."

Kalimat seperti itu kembali terlontar dari bibir mungil gadisnya. Lucius jengah mendengarnya. Tapi meskipun begitu, Lucius tidak bisa marah kepada Ruby. Dia tidak tega saat melihat kesedihan terpatri di wajah polos gadis mungilnya.

Lucius menatap Ruby yang sedang duduk seraya memeluk boneka beruang yang baru saja dibelikan oleh Alonzo, tentunya memakai uang Daddy-nya.

Ruby-nya terlihat sangat menggemaskan dengan tatapan polosnya, bibirnya yang dikerucutkan menandakan bahwa gadis mungilnya sedang merajuk, dan jangan lupakan kedua pipi gembulnya yang sedikit memerah.

Lucius tersenyum manis seraya mengusap pipi gembul gadisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lucius tersenyum manis seraya mengusap pipi gembul gadisnya. "Ruby nggak mau tinggal disini aja sama kak Lu? Nanti kita main sama-sama terus. Kak Lu juga bakalan beliin Ruby banyak boneka."

Kedua mata Ruby berbinar cerah. "Mau, mau." Sahutnya antusias. Tapi sedetik kemudian tatapan berbinarnya meredup. "Kalau Luby tinggal tama kak Lu, Buna gimana?" Tanyanya lesu.

"Ruby tinggal berdua sama Buna?"

Ruby menggeleng pelan. "Luby tinggalna tama banyak olang. Ada kak Lahma, kak Yuyun, kak Nabila, kak Nopi, kak Elviana, kak Ellina, kak Wulan, kak Nana, kak Indi, kak Nadine, kak Nanditta, tama kak Dio juga." Sahutnya polos sembari menghitung nama-nama orang yang disebutnya menggunakan jari-jari mungilnya.

Lucius mengernyit bingung. Sebanyak itukah saudara kandung Ruby?

Mengabaikan rasa bingungnya, Lucius kembali bertanya. "Ayah Ruby?"

Ruby memanyunkan bibirnya sejenak sebelum menjawab pertanyaan Lucius. "Ayahna Luby ndak tau dimana." Jawabnya.

Tersadar akan pertanyaannya yang membuat gadisnya bersedih. Lucius pun mendekatkan dirinya pada Ruby. Lalu mengelus rambutnya pelan. "Maafin kak Lu ya."

Ruby tersenyum manis. "Ndak-papa loh! Kan kak Lu ndak tau."

Senyuman Ruby menular pada Lucius. Pria kecil itu benar-benar merasa ingin segera memiliki gadis menggemaskan di hadapannya. Jantungnya sedari tadi tidak berhenti berdegup kencang, Lucius menyukai perasaan ini. Perasaan bahagia menggebu-gebu disaat melihat ruby tersenyum. Entah apa yang terjadi padanya, Lucius tak mengerti.

Biasanya dia akan marah saat ada orang yang mendekatinya, apalagi sampai menyentuhnya. Namun saat Ruby yang melakukannya, Lucius justru merasa sangat senang dan nyaman.

LUCIUS OCEAN [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang