Bagian dua puluh enam

37.7K 2.9K 658
                                    

Halo!!!!

SEBELUM MEMBACA, SILAHKAN VOTE TERLEBIH DULU!!!!
.
.
.
.
.
Happy reading❤

•••••

Jamuan makan malam telah disiapkan dengan baik oleh para anggota Darkness. Mereka hanya tinggal menunggu kedatangan sang raja untuk memulai acara makan bersama sebagai bentuk perayaan atas keberhasilan yang sudah mereka capai.

Namun saat melihat kedatangan Lucius dan Sofia yang berjalan berdampingan, berhasil membuat mereka terdiam lantaran terlalu terkejut. Karena sebelum ini, Lucius tak pernah mengijinkan gadis manapun untuk berdekatan dengannya, apalagi berjalan secara berdampingan. Kecuali gadis itu adalah Ruby Aranda Ocean.

Berbagai macam pemikiran dan dugaan buruk hadir dalam kepala mereka. Bagaimana tidak? Ketika melihat lebih jelas ke arah Sofia, lebih tepatnya pada leher gadis itu, terselip beberapa tanda kemerahan yang sangat kentara. Tentunya hal tersebut mengundang prospektif buruk pada pemikiran mereka.

Lucius mendudukkan dirinya di samping Ruby. Lalu dia menyematkan kecupan manis pada puncak kepala gadisnya. "Sorry baby, i'm late." Ucapnya.

Setelah itu, Lucius mengambil piring hitam di depannya. Dia menempatkan steak daging sapi, kentang goreng dan beberapa sayuran di piring itu. Lucius mulai memotongnya menjadi beberapa potongan sedang, tak lupa dia turut menyiramkan saus barbeque di atasnya. Saus tomat dan saus pedas pun Lucius letakkan di sebelah sayuran.

Lucius tahu selera makan gadisnya yang suka penasaran dengan segala rasa makanan. Oleh karena itulah, dia meletakkan berbagai macam saus itu agar Ruby tak perlu kesusahan untuk mengambilnya. Dengan ini, Ruby akan mudah mencelupkan steaknya ke berbagai macam saus dengan rasa yang berbeda.

 Dengan ini, Ruby akan mudah mencelupkan steaknya ke berbagai macam saus dengan rasa yang berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini, sayang." Ujar Lucius sembari meletakkan piring hitam itu kehadapan Ruby.

Tak ada pergerakan apapun dari gadis mungil itu. Biasanya Ruby akan sangat antusias dengan hal yang berhubungan dengan makanan. Tapi kali ini, gadis itu hanya terdiam sembari menatap pria di sampingnya.

Lucius bukanlah orang bodoh yang tidak peka terhadap sekitarnya. Sejak kedatangannya, semua orang terdiam membeku melihat ke arahnya. Dia paham akan hal ini.

Sebuah elusan lembut Lucius berikan pada pipi Ruby. "Kenapa, baby?" Tanyanya, tapi bukannya mendapat jawaban akan pertanyaannya, justru tepisan kuatlah yang Ruby berikan.

Tatapan tajam Ruby layangkan pada Lucius. "Darimana?" Tukasnya dingin.

"Kak Lu dari toilet, kan tadi udah bilang ke Ruby." Sahut Lucius tenang.

"Kok lama banget? Makanannya sampai selesai dimasak."

Lucius menjilat bibirnya sejenak sebelum menjawab pertanyaan gadisnya. "I'm so sorry, kak Lu beneran dari toilet."

LUCIUS OCEAN [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang