Bagian enam

74.1K 5.6K 476
                                    

Halo!!!!

Ante-ante tangen Luby ndak?

SEBELUM MELEPAS TANGEN, VOTE TELLEBIH DULU YA ANTE!!!!
.
.
.
.
.
Happy leading❤

•••••

"LUBY NDAK MAU!!!!"

Lucius menghela nafas panjang untuk kesekian kalinya. Sudah hampir 2 jam lamanya dia berusaha untuk membujuk Ruby agar mengikuti les private Bahasa Inggris. Ruby harus bisa berbicara menggunakan bahasa Inggris, karena mereka tinggal di lingkungan orang-orang yang menggunakan bahasa itu. Lucius ingin gadisnya bisa berkomunikasi dengan orang lain.

Selain itu, Lucius akan mendaftarkan Ruby di sekolah dan dikelas yang sama dengannya. Meskipun Ruby baru berumur 5 tahun. Akan tetapi, hal itu bukanlah masalah besar bagi keluarga Ocean. Apapun bisa mereka lakukan.

"Sini-sini." Lucius membawa Ruby untuk duduk di sebelahnya. Setelah itu, dia menarik Ruby ke dalam pelukannya.

"My baby Ruby, kamu harus belajar Bahasa Inggris. Kita sekarang tinggal di New York. Orang-orang disini nggak bisa bicara Bahasa Indonesia." Ujarnya menjelaskan dengan tenang seraya mengelus rambut hitam gadisnya.

"Kalo gitu, Luby mau pulang. Mau tinggal di Panti aja." Balas Ruby memberi usulan dengan lugunya.

Lucius menjauhkan Ruby dari pelukannya. Dia memegang bahu gadisnya seraya menatap Ruby dengan tatapan tajamnya. "Ruby nggak boleh kemana-mana. Sekarang rumah Ruby disini!"

"Tapi Luby ndak suka belajal. Luby sukana main tama mam toklat!" Sahut Ruby bersungut-sungut menunjukkan ketidaksukaannya.

Dengan sekuat tenaga Lucius menahan diri untuk tak bertindak kasar. Dia tidak suka saat ada orang yang berteriak padanya. Tapi karena Ruby yang melakukannya, Lucius masih bisa memaafkannya. Ruby-nya susah sekali untuk dibujuk. Namun meskipun begitu, Lucius tidak bisa memarahi Ruby.

"Ruby suka mam coklat?" Tanya Lucius pelan. Kesabarannya mulai menipis. Akan tetapi, dia masih berusaha untuk tidak membentak ataupun berlaku kasar kepada gadisnya. Lucius tidak mau Ruby sampai takut kepadanya.

Ruby mengangguk penuh semangat. "Iya, suka banet loh!" Jawabnya penuh antusias.

Lucius terkekeh kecil. Dia menangkup kedua pipi gembul gadisnya. "Ruby kalau mau mam coklat harus apa?" Tanyanya.

"Dibuka-lah!" Sahut Ruby penuh percaya diri.

"Sebelum dibuka, Ruby harus punya coklatnya kan?"

"Ho'oh."

Senyuman Lucius mulai terbit. Dia suka saat melihat wajah polos Ruby yang terlihat menggemaskan.

"Kalau mau punya coklatnya, Ruby harus be---" Lucius sengaja menggantungkan ucapannya, agar Ruby bisa menyambung kalimatnya.

"---Tul." Sambung Ruby tak nyambung.

Lucius tertawa kecil saat mendengar penuturan Ruby yang melenceng jauh dari perkiraannya. Dia gemas kepada gadisnya yang sedang menatapnya dengan tatapan polos. Karena tak kuat menahan rasa gemasnya, Lucius pun mencubit pelan pipi gembul Ruby.

LUCIUS OCEAN [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang