Bagian delapan

64.9K 5.1K 589
                                    

Halo!!!!

SEBELUM MEMBACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DULU!!!!
.
.
.
.
.
Happy reading❤

•••••


Lucius kecil membuka kelopak matanya saat merasakan sinar matahari mulai membelai wajah tampannya. Dia mengedarkan pandangannya, melihat tempat disekelilingnya yang dipenuhi oleh bunga dan pohon-pohon cantik. Bahkan Lucius bisa merasakan ketenangan di tempat ini. Entah dimana dirinya berada, Lucius merasakan perasaan nyaman.

Pria kecil itu bangkit dari posisi tidurnya. Dia berdiri seraya membersihkan bajunya yang tempeli oleh kelopak bunga. Tempat ini benar-benar indah. Lucius sangat yakin, jika Ruby berada disini pasti gadis mungilnya akan merasa senang atau mungkin Ruby akan berjingkrak-jingkrak saking bahagianya melihat keindahan yang tersaji saat ini.

Lucius tertawa kecil saat mengingat Ruby, gadisnya akan kelimpungan mencarinya jika dirinya pergi meskipun hanya sebentar saja. Benar, Lucius tidak boleh berlama-lama disini. Ruby pasti mencarinya. Lucius harus menemukan jalan keluar. Dia pun mulai berjalan menyusuri tempat indah itu.

Lucius bersumpah, dia belum pernah mengunjungi tempat seindah ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lucius bersumpah, dia belum pernah mengunjungi tempat seindah ini. Batinnya bertanya-tanya tentang dimana dirinya berada. Menghiraukan keindahan tempat itu, Lucius dengan cepat berjalan ke depan sana, berharap bisa segera menemukan jalan keluar.

Langkah kaki Lucius yang semulanya berjalan begitu semangat kini perlahan memelan. Dia berhenti melangkah saat melihat seorang wanita yang sangat cantik tengah berdiri di hadapannya. Nafas Lucius tercekat. Dia tidak tahu harus beraksi seperti apa.

"Lucius." Wanita itu menyapa dengan senyuman manis yang semakin menambah kesan cantik dalam dirinya. Kedua tangannya merentang seakan-akan menanti kedatangan Lucius.

Tanpa bisa ditahan, air mata Lucius mulai berjatuhan membasahi pipinya. Dia menangis terisak lalu berlari menghampiri wanita di hadapannya. Tanpa pikir panjang, Lucius menerjang wanita itu dengan pelukannya. "Mommy." Ujarnya lirih.

Pelukan hangat yang selalu Lucius dambakan kini tengah melingkupi tubuh kecilnya. Setelah penantian panjang, akhirnya dia bisa merasakannya. Lucius membenamkan wajahnya di dalam pelukan itu. Dia menumpahkan seluruh perasaannya lewat tangisannya yang terdengar begitu menyesakkan.

"Mommy Ella." Panggil Lucius dengan suara seraknya untuk memastikan bahwa dirinya sedang tidak berhalusinasi.

"Putraku. Ini mommy, sayang."

Tak salah lagi, ini mommy-nya. Lucius semakin mengeratkan pelukannya, dia tidak ingin melepaskan mommy-nya. "Mom, Lucius misses mom so much." Ucapnya.

Dapat Lucius rasakan, kecupan hangat mendarat di puncak kepalanya.

"Mommy juga merindukan Lucius."

LUCIUS OCEAN [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang