Bagian empat belas

58.1K 4.1K 517
                                    

Halo!!!!

Banyak kata-kata ambigu. Jadi baca dengan baik!!!

SEBELUM MEMBACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DAHULU!!!!
.
.
.
.
.
Happy reading

••••

Mobil sport hitam milik Lucius tengah melaju membelah jalanan kota

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil sport hitam milik Lucius tengah melaju membelah jalanan kota. Dibelakang dan samping kanan kirinya terdapat mobil Hans, Arsen, dan Sergio turut mengikuti arah laju mobil yang dikemudikannya. Sesekali Lucius mengecup punggung tangan kiri Ruby yang sedang dia genggam.

Malam ini adalah kali pertama Ruby menghirup udara segar di malam hari setelah Lucius tak pernah mengijinkannya untuk keluar rumah sejak kejadian itu.

Ruby tersenyum senang kala melihat gemerlap bintang dan terangnya lampu jalan, serta gedung-gedung pencakar langit seakan menambah kesan indah di malam hari ini. Ternyata rasanya sangat menyenangkan bisa keluar dari sangkar emas yang Lucius ciptakan untuknya. Meskipun dirinya tak pernah bisa keluar seutuhnya, namun dibiarkan menghidupkan udara segar seperti ini saja sudah membuat kebahagiaan dalam hati Ruby membuncah.

Mobil yang dikemudikan Lucius mulai memasuki area rumah mewah yang terlihat sedikit menyeramkan. Terlihat banyak sekali ratusan mobil dan motor yang terparkir di depan halaman rumah itu.

Senyuman yang terpatri pada wajah Ruby kini telah menghilang, dia terdiam ditempat seraya menatap lurus ke depan. Terakhir kali Ruby dan Lucius datang, rumah mewah itu ditempati oleh teman-teman Lucius. Namun sekarang ada yang berbeda, rumah itu terlihat lebih ramai dari sebelumnya. Dan hal itu berhasil membuat perasaan gugup dan takut melingkupi hati kecil Ruby.

Lamunan Ruby buyar ketika pintu mobil di sebelahnya terbuka. Dia menolehkan wajahnya, menatap pada Lucius yang sedang mengulurkan tangan padanya.

"Ruby." Panggil Lucius menuntut saat Ruby tak kunjung menerima uluran tangannya.

"Ruby takut, kak Lu." Sahut Ruby jujur. Bahkan kedua tangannya terasa sangat dingin.

"It's okay. I am here, baby." Ucap Lucius menenangkan. Tak lupa dia turut memberikan senyumannya pada Ruby. Dan berhasil, Ruby menyambut uluran tangannya.

Lucius mengerti akan ketakutan gadisnya. Dia berusaha sebisa mungkin untuk menenangkan Ruby lewat elusan yang dia berikan pada punggung tangan gadisnya.

Pintu utama rumah itu terbuka. Dapat Ruby lihat, banyak sekali pria berjaket hitam seperti yang tengah dikenakan oleh Lucius. Masing-masing dari mereka menyapa Lucius dengan penuh hormat. Padahal mereka terlihat seumuran, namun sapaan penuh hormat yang mereka berikan seakan menandakan bahwa Lucius berada jauh di atas mereka. Tak hanya pria, wanita-wanita cantik juga berada di dalam rumah yang terlihat seperti club bar ini.

LUCIUS OCEAN [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang