Bagian tuju belas

46.1K 3.3K 449
                                    

Halo!!!!

Baca dengan teliti ya❤

Di part ini akan terungkap semua masalalu kelam yang selalu Lucius takutkan.

SEBELUM MEMBACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DULU!!!!
.
.
.
.
.
Happy reading❤

•••••

Lucius terdiam menatap wajah damai Ruby yang sedang tertidur. Tangan kanannya dengan lembut membelai pipi tembam gadisnya. Di dalam lubuk hatinya, Lucius merasa begitu bersalah karena tidak bisa menjaga Ruby dengan baik.

Dia berharap pertemuan Ruby dengan Dominic tidak membuka luka lama gadisnya. Sudah cukup masa kecilnya dulu dihabiskan dengan hal yang menyakitkan. Lucius tidak ingin kembali merasakannya. Jika hal itu sampai terjadi, Lucius merasa lebih baik mati. Dia tidak sanggup untuk melihat kehancuran Ruby. Mungkin dengan menyusul mommy-nya, bisa membuatnya lebih bahagia.

Lucius menggeleng cepat. Tidak-tidak! Dia tidak boleh berfikir seperti itu. Jika dia pergi, bagaimana dengan kebahagiaan Ruby dan Daddy-nya? Lucius tidak boleh egois.

Pria itu mengalihkan perhatiannya, perlahan Lucius menundukkan kepalanya. Dia mendaratkan kecupan manis pada kening gadisnya. "I am sorry, baby." Ucapnya.

Setelah itu, Lucius kembali menatap wajah Ruby. Dia tidak pernah lelah memandangi setiap inci raut polos gadisnya saat tertidur. Meskipun sudah hidup bersama lebih dari 10 tahun lamanya, tapi tak pernah terbesit sedikitpun dalam hati Lucius untuk meninggalkan Ruby. Tidak ada rasa bosan yang menghinggapi hatinya. Alih-alih bosan, Justru semakin hari rasa cintanya pada Ruby semakin tumbuh. Senyuman ceria dan sifat lugu Ruby selalu berhasil membuat jantung Lucius berdebar kencang, dan Lucius menyukai sensasi itu.

Lamunan Lucius buyar saat mendengar lenguhan kecil dari gadisnya. Dia segera menegakkan badannya untuk melihat lebih jelas raut wajah menggemaskan Ruby.

Senyuman Lucius terbit. "Hey baby." Ujarnya penuh kelembutan.

Namun, senyuman Lucius luntur begitu saja saat Ruby menepis tangannya dengan kuat. "What's wrong?" Tanya Lucius tak mengerti. Jantungnya mulai berdegup keras. Dia merasa dejavu saat melihat tatapan Ruby sekarang. Tidak! Ruby tidak boleh kembali seperti dulu.

"Ruby."

"GO! GO AWAY!!!!" Jerit Ruby histeris seraya mendorong Lucius. Dia meringkuk menjauh dari pria itu.

"Baby, this is me." Lucius berusaha menjangkau Ruby, tapi gadisnya kembali menepis tangannya.

"Jangan! Jangan sentuh. PERGI!! Nggak mau disentuh, nggak mau." Racau Ruby seraya memeluk dirinya sendiri. Air matanya mengalir deras membasahi pipinya, menggambarkan betapa takutnya dia.

"Pergi, jangan sentuh Ruby." Kata-kata seperti itulah yang selalu dia gumamkam.

Harapan yang baru saja Lucius ucapkan dalam hatinya pupus begitu saja. Melihat tubuh Ruby yang bergetar hebat, isakan tangisnya, serta raut wajah ketakutan yang begitu terpancar benar-benar berhasil membuat jantung Lucius remuk redam.

Jeritan Ruby yang menyuruhnya pergi tak Lucius dengarkan. Dia dengan cepat membawa Ruby ke dalam pelukannya. Meskipun Ruby memberontak dengan memukulinya, namun Lucius tak melepaskan pelukannya. Justru dia memeluk Ruby dengan erat.

LUCIUS OCEAN [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang