4

267 26 0
                                    

"kak"

"pergi Elin"

"maafin aku, aku- aku tidak bermaksud-"

"TIDAK BERMAKSUD APA?! KAMU HARUSNYA BILANG!!! BILANG KALO KEY YANG KECELAKAAN DAN KOMA! BUKAN DIAM SAJA DAN MENERIMA BEGITU SAJA MENJADI PENGGANTI KEY!!!"

"BAGAIMANA BISA AKU MENIKAH DENGAN MU?! KAMU GAK MIKIRIN GIMANA PERASAAN KEY NANTI SAAT DIA SADAR DAN LAGI KAMU GAK MIKIRIN VINO?! KAKAK BENAR-BENAR KECEWA SAMA KAMU!"

"Kakkk, KAK AKSAAA" panggil El karena Aksa pergi sebelum mendengar penjelasan El.

"Aku juga sudah berusaha Kak, aku udah nolak buat gantiin Key tapi orangtua kita maksa El. Kenapa Kak Aksa gak mau dengerin El dulu" ucap El yang sudah menangis kembali.

.

.

Aksa ternyata pergi menemui kedua orangtuanya dan orangtua Elin. Dia benar-benar kecewa dengan semua ini dan yang pasti Orangtua Elin dan Key pasti tau tentang ini.

Dan jawaban mereka malah membuat Aksa semakin marah.

Bagaimana bisa bisnis lebih penting dari pada perasaan anaknya. Sekarang sudah seperti ini mau bagaimana? Aksa benar-benar pusing sekarang.

Tapi yang jelas Dia harus ke rumah sakit, Dia harus melihat keadaan Key.



"Sayang, kamu habis nangis yah?" Tanya Vino yang sedang melakukan panggilan video Dengan Elin.

"Sayang, kamu habis nangis yah?" Tanya Vino yang sedang melakukan panggilan video Dengan Elin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Enggak"

"Jangan membohongi ku"

"Apa terlihat jelas?" Vino mengangguk.

"Kamu memikirkan Key? Aku baru saja melihat sebuah artikel"

Vino menunjukan ponsel ke arah El.

Vino menunjukan ponsel ke arah El

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Air mata El menetes kembali.

"Menangis lah jika kamu ingin menangis"

"Menangis lah jika kamu ingin menangis"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku takut"

"Key pasti akan cepat sadar"

"Ke-kenapa harus Key. Kenapa bukan A-aku saja"

"Hey sayang, jangan ngomong gitu. Musibah gak ada yang tau. Takdir juga tidak ada yang tau" ucapan Vino semakin membuat El menangis.

Elin benar-benar merasa bersalah ke Vino tapi Dia tidak bisa memberitahukan apa yang terjadi hari ini. Elin tidak mau Vino kecewa padanya.

"Di sana pasti sudah malam. Kamu istirahat, jangan terlalu sering menangis. Kamu harus yakin Key akan baik-baik saja dan Dia akan cepat sadar" El mengangguk.

Setelah panggilan dengan Vino berakhir, pintu kamar terbuka dan itu Aksa.

"Kak"

"Sudah memberitahu Vino?" Tanya Aksa karena Dia mendengar El yang berbicara dengan Vino dari luar kamar.

El terdiam dengan pertanyaan Aksa.

"Kenapa tidak memberitahu nya? Harusnya Vino tau apa yang di lakukan kekasihnya" Aksa.

"Kak, kita harus bicara"

"Aku tidak ingin berbicara dengan siapapun, aku sudah cukup muak dengan semua orang hari ini"

"Aku akan ke rumah sakit menemui Key" ucap Aksa lalu pergi meninggalkan El setelah membereskan barang-barang nya.

El menarik nafasnya. Setidaknya Kak Aksa tau bagaimana keadaan Key dan semoga saja dengan adanya Kak Aksa di samping Key bisa membuat Key cepat sadar. El sangat mengharapkan itu.

.

.

Aksa belum juga pulang dari kemarin.
El bukannya tidak mau menghubungi Aksa, tapi El tidak ingin membuat Aksa semakin marah padanya.

El berniat untuk menjenguk Key hari ini tapi saat El sampai di ruang rawat Key ternyata di sana hanya ada Mamahnya, El fikir Kak Aksa masih di sini.

"Sayang, kamu datang?" Sapa Mamah.

"Mah, kak Aksa gak di sini?" Tanya El.

"Heumm Aksa? Mamah dateng tadi pagi gak ada Aksa" ucap Mamah.

"Emangnya Aksa gak sama kamu semalam?"

"Enggak, Kak Aksa bilang mau jagain Key atau Mungkin Kak Aksa ke kantor?"

"Aksa masih cuti El"

"Berati Kak Aksa masih butuh waktu sendiri Mah" ucap El sambil berusaha tersenyum padahal mata bengkaknya tidak bisa menutupi itu.


Regret In Mistakes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang