24

154 20 0
                                    


Sepanjang perjalanan pulang, keadaan mobil sangat sunyi. Aksa maupun El tidak ada yang membuka suara. Keduanya berlarut pada pikiran masing-masing setelah 2 bulan ini tubuh Key akhirnya memberikan respon meskipun itu belum memastikan kalau Key akan bangun dalam waktu dekat.

"Key, kamu ingin makan dulu?" Tanya Aksa membuat El melihat ke arahnya.

Sebenernya El tidak nafsu makan tapi Ia juga harus memikirkan kandungannya.

"Boleh kak" ucap El.

"Mau pesen apa?" Tanya Aksa.

"Ngikut Kakak aja" El.

"Pesan steak dua yang medium" ucap Aksa pada pelayan.

"Ada lagi?" Tanya pelayan.

"Itu saja" Aksa.

Saat pelayan akan pergi El baru ingat membuatnya memanggil sang pelayan.

"Maaf, pesanan saya steaknya yang well done" ucap El.

"Jadi 2 steak yang satu medium dan yang satunya well done"

"Iya" El.

"Tumben El" ucap Aksa karena setaunya El dan Key sama-sama suka steak dengan kematangan medium.

"Iya kak, lagi kepengin aja" ucap El.

"Sepertinya Key akan segera bangun" ucap El dan Aksa hanya mengangguk.

"Pernikahan kita-"

"Vino sudah menemuimu?" Tanya Aksa memotong ucapan El sepertinya Ia tidak ingin membahas apa yang akan di bahas El.

"Heumm, Dia datang dan untuk berbicara lagi" El.

"Syukurlah, setidaknya Vino tidak akan terlalu marah padamu" Aksa.

"Kak Aksa beneran nemuin Vino?"

"Iya" ucap Aksa dan tidak pelayan datang membawa makanan mereka membuat keduanya tidak melanjutkan pembahasan soal Vino.


.

.

El berada di minimarket membeli susu untuk ibu hamil. El selalu datang ke mini market sebelum Ia berkerja untuk membeli susu ibu hamil instan siap minum. Karena ia tidak mungkin membeli susu bubuk dan menyimpannya di rumah.

"El" ucap seorang membuat El melihat ke arah belakang dan itu Vino.

"Vino" ucap El melihat Vino ada di sana.

"Kenapa kamu ada di sini?" Tanya El.

"Ada yang ingin di beli, kamu sendiri?" Tanya Vino namun Ia melihat ke arah susu kotak di tangan El.

"Kenapa membeli itu? Memangnya Kamu tidak minum di rumah?"

"Oh, Ya" jawab El.

"Atau kamu memang tidak menyiapkan di rumah" tebak Vino dan El tidak menjawabnya.

"Kamu belum memberitahu Aksa atau tidak akan memberitahu Aksa? Kamu benar-benar akan melakukan itu?"

"Aku belum tau Vino, Key kemarin kejang"

"Terserah, pikirkan saja kesehatanmu dan kandunganmu karena suamimu bahkan tidak tau tentang ini semua"
Masih terdengar rasa kecewa dari Vino.

"Vino... Maaf" ucap El.

"Aku muak mendengar kata maaf sebenarnya" Vino.

"Aku pergi dulu, kalau ada apa-apa kamu masih bisa menghubungiku" ucap Vino akhirnya pergi meninggalkan El.

El hanya bisa menatap kepergian Vino. Vino benar-benar pria yang sangat baik, tidak seharusnya Vino bertemu dengan El dan mendapatkan penghianatan dari seseorang seperti El.

El menunduk, melihat ke arah perutnya yang masih terlihat biasa saja dengan pakaian yang Ia pakai sekarang lalu El mengusapnya.

.

.

Vino berlari menyusuri lorong rumah sakit sampai akhirnya ia menemukan ruangan yang Ia cari dan membukanya.

"Oh, El" ucap Vino menemukan El berbaring di atas ranjang.

"Teman ibu El?" Tanya sang dokter, itu dokter yang memeriksa El waktu itu.

"Iya dok, ada apa dengan El?" Tanya Vino.

"Ibu El mengalami keram perut, tadi ambulans menjemputnya di tempat kerja Ibu El"

"Pola makan ibu El harus lebih di perhatikan lagi, di sarankan Ibu El juga mengonsumsi vitamin zat besi dan sepertinya ibu El masih sedikit mengalami setres atau kelelahan karena bekerja" jelas sang dokter pada Vino.

"Tapi kandungannya baik-baik aja kan dok?" Tanya Vino.

"Kandungan Ibu El baik, tapi ya masih cenderung lemah maka dari itu tolong ibu El lebih di perhatikan" ucap sang dokter.

"Baik dok, terimakasih" ucap Vino dan sang dokter mengangguk sebelum akhirnya meninggalkan El dan Vino.

Vino menghampiri El yang berbari di ranjang dan tertidur. Ia berdiri di samping El, tangannya terulur ingin mengusap puncak kepala El namun Vino langsung mengurungkan niatnya dan menjauhkan tangannya dari El. Vino lebih memilih untuk keluar dari sana.

Tidak lama Vino kembali dan ternyata El sudah bangun.

"Udah bangun?" Tanya Vino.

"Vino Maaf, Aku mengganggumu" ucap El.

"Nih" vino memberikan beberapa vitamin pada El.

"Vitamin yang di sarankan dokter" ucap Vino.

"Vino"

"Aku akan mengantarmu pulang" ucap Vino.

Vino mengantarkan El pulang, tidak seperti hari itu saat Ia langsung pergi kalo ini Vino turun dari mobil karena melihat mobil Aksa baru saja pulang.

"Aksa" panggil Vino.

"Eoh kalian pulang bersama?" Tanya Aksa melihat El dan Vino.

"El pingsan" ucap Vino membuat El melihat ke arahnya.

"Vin" El.

"Hah? Kenapa?" Aksa langsung menghampiri El dan memegang tangan El, itu semua terlihat oleh Vino.

"Biarkan El tetap di rumah untuk istirahat" ucap Vino membuat El dan Aksa melihat ke arahnya dan Aksa melepas tangaannya yang ada di lengan El.

"Jangan beri Ia makanan yang terlalu berserat dan satu lagi tolong jaga El dengan baik, Aku sudah membelikannya vitamin" ucap Vino sebelum Ia masuk ke dalam mobilnya dan pergi dari sana.






Regret In Mistakes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang