9

195 20 0
                                    

Setelah sempat mengira El itu Key dan membuat Aksa terus bergumam membuat El dengan sabar menenangkan Aksa, sekarang Aksa tertidur.

El sekarang di dapur sedang membuatkan Aksa bubur. Suaminya itu harus meminum obat kan.

Soal bubur, gampang. Nanti El bilang aja kalo itu beli soalnya Aksa pasti gak mau makan masakannya.

El masuk ke kamar Aksa, lalu menaruh nampan di meja samping ranjang.

Ia mengambil kain kompres di dahi Aksa lalu memegang dahinya dan masih panas membuat El mengampres dahi Aksa kembali.

Entah karena demamnya atau karena Aksa yang kelelahan karena habis dari luar kota yang jelas Aksa belum terbangun sampai sekarang.

Tidak berselang lama El mengganti kompres Aksa lagi namun saat Ia menempelkan Kain itu di atas dahi Aksa, Aksa memegang tangannya dan menyingkirkannya, Aksa juga meraih kain itu dan melepaskan dari dahinya lalu Perlahan matanya terbuka.

"Kak" panggil El.

"El udah bi-beliin bubur buat kakak. Kak Aksa makan ya biar bisa minum obat" ucap El.

"Mau El suapin? Atau makan sendiri?" Tanya El lagi.

"Ya udah kalau mau makan sendiri, El keluar ya. Ini obatnya udah ada di sini" El menunjuk nampan lalu berjalan keluar dan Aksa tidak menjawab apapun kepalanya masih terasa berat.

Berselang setengah jam El kembali ke kamar Aksa dan buburnya masih utuh. Hanya saja Aksa sudah menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang.

"Kak kenapa belum di makan?" Tanya El.

"Gimana minum obatnya kalo kak Aksa gak makan dulu?" El lagi.

"Cerewet" satu kata terucap dari Aksa.

"Ya udah El suapin aja ya kak, kalo Kakak kenapa-kenapa nanti El yang dikira gak ngurusin Kakak" ucap El mengambil mangkuk bubur itu lalu duduk di samping ranjang Aksa.

"Saya bisa sendiri" Aksa saat El menyodorkan sendok.

"Kak Aksa kalau mau marah sama El nanti aja kalau udah sembuh makannya Kakak makan terus minum obat biar sembuh jadi bisa marah-marah lagi ke El" ucap El.

"Ayo, El pegel" ucap El dan Aksa akhirnya membuka mulutnya membuat El mengulum senyum melihat itu.

Aksa akhirnya menghabiskan bubur itu lalu Ia meminum obat.

"El keluar dulu kalau Kakak butuh apa-apa panggil El aja" ucap El sebelum keluar.

Aksa juga hanya menatap kepergian El dari kamarnya. Terbesit rasa bersalah atas semua perlakuannya pada El namun Ia masih benar-benar marah dan kecewa namun dari semua perlakuan kasarnya El masih terus mengurusnya walaupun Aksa sediakan menutup mata dan selalu mencari celah untuk memarahi El.

Dan ini bahkan sudah 1 bulan sejak Key koma sampai sekarang Key masih belum menunjukan tanda-tanda Ia akan segera sadar membuat Aksa semakin frustrasi.

.

.

"Kamu terlihat sibuk sampai tidak pernah ada waktu lagi menghubungiku?"

"Maaf"

"Sebentar lagi sidang wisuda dan Aku akan segera pulang" ucap Vino.

"Ka-kamu mau pulang?" El.

"Iya, Kayaknya kamu gak seneng aku mau pulang?"

"Bukan begitu"

"Kenapa? Apa ada masalah di sana?"

"Tidak ada, kamu fokus aja ke sidang wisuda kamu" ucap El menyunggingkan senyuman supaya Vino tidak semakin curiga dan banyak bertanya malah membuat El jadi bingung dan semakin merasa bersalah karena terus membohongi Vino.

El mendengar sesuatu dari lantai atas membuat Ia yang sedang duduk reflek melihat ke arah lantai atas.

"Ada apa?" Tanya Vino.

"Oh enggak, udah dulu ya" ucap El langsung mematikan panggilan tanpa menunggu jawaban Vino.

El menaiki tangga ke lantai atas dan langsung menuju kamar Aksa.
Saat membuka pintu El di kejutkan dengan Aksa yang sudah terjatuh di lantai dengan keadaan lantai yang berantakan. Lantai yang basah dan Pecahan gelas, sepertinya Aksa tidak sengaja menyenggol nampan di atas nakas dan membuatnya terjatuh.

"Kakak gak papa?" Tanya El membantu Aksa berdiri.

"Kakak mau ke kamar mandi" ucap Aksa pada akhirnya.

El membantu Aksa berjalan ke arah kamar mandi lalu meninggalkan Aksa dan keluar dari kamar mengambil alat untuk membersihkan lantai kamar Aksa.

Aksa keluar dari kamar mandi dan melihat El masih membersihkan lantai kamarnya.

"Kakak lewat sana aja, sini masih basah" ucap El menunjuk sisi lain ranjang Aksa namun Ia tidak melihat ke arah suaminya itu dan masih mengeringkan lantai.

Setelah El selesai dan berbalik ternyata Aksa masih berada di depan pintu kamar mandi.

"Kakak gak istirahat lagi?" Tanya El dan Aksa berjalan menghampirinya lalu memegang tangan El.

"Oh ini kayanya tadi kena pecahan gelas" ucap El baru tau jika tangannya berdarah padahal Ia tidak tau.

"El akan menaruh ini dan mengobatinya" ucap El menarik tangannya dari tangan Aksa lalu berjalan keluar.



Regret In Mistakes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang