8

210 21 0
                                    

Seokjin sudah mulai lelah dengan El, Dia sering melarangnya bahkan memarahinya tapi tetap saja El akan tetap masuk ke kamarnya dan bahkan menyentuh barang-barang nya.

Masih tetap memasak walaupun Seokjin tidak pernah menyentuh makananya sedikit pun.

"Kak, makan malem dulu" ucap El.

"Tadi Mamanya kak Aksa ngirim makanan" ucap El membuat Aksa menghentikan langkahnya.

"El ke kamar dulu" El berjalan ke arah kamarnya meninggalkan Aksa.

Saat El keluar dari kamar, Dia melihat  kalo Aksa sedang duduk di meja makan dan sepertinya sedang makan.

El turun ke lantai bawah dan berjalan ke dapur untuk mengambil Air.

"Mama ngirim makanan sebanyak ini?" Tanya Aksa.

"Enggak Kak, tadi El udah terlanjur masak juga soalnya" ucap El dan membuat Aksa terbatuk.

El langsung memberi Air ke Aksa dan menepuk-nepuk punggung Aksa.

Aksa menaruh gelas itu di meja lalu dirinya menyandarkan punggung di kursi menengkan dirinya yang baru saja tersedak.

"Udah enakan?" Tanya El membuat Aksa langsung tersadar jika tangan El masih berada di punggungnya.

Aksa langsung berdiri.

"Loh Kak kemana? Kakak makannya belum habis loh?" El.

"Udah kenyang" ucap Aksa.

El tersenyum, setidaknya Aksa makan masakannya ya walopun karena Dia berfikir jika yang masak itu Mamanya tapi gak papa.

.

.

Hampir 2 malam Aksa tidak pulang dan pagi ini Dia baru saja pulang.

"Kakak kemana? Kenapa 2 hari ini gak pulang?" Tanya El yang menghampiri Aksa saat mendengar suara mobil memasuki garasi rumah.

"Keluar kota" Aksa.

"Kenapa gak bilang ke El?"

"Memangnya kamu siapa?" Ucap Aksa membuat El menghentikan langkahnya.

Sudah 1 bulan lebih pernikahan mereka dan Aksa masih sama, Tidak pernah menganggap El sebagai istri.

El tidak pergi bekerja hari ini. Dia memutuskan untuk beberes rumah.

El menarik nafasnya sebelum mengetuk pintu kamar Aksa.
Iya El sekarang berdiri di depan pintu kamar Aksa untuk mengambil baju kotor milik suaminya itu, El mau nyuci soalnya.

Biasanya kalo Aksa pergi ke kantor, El hanya tinggal masuk saja namun hari ini kan Dia di rumah, bisa tambah di marahi kalo El langsung masuk.

Tok

Tok

Tok

"Kak"

"El mau ngambil baju kotor, mau nyuci"

"Kak Aksa, El masuk yah"

Tidak ada jawaban membuat El bingung, yang jelas El tau kalo Aksa masih di rumah soalnya mobilnya masih ada.

El mau ke rumah sakit abis beberes rumah jadi udah lahh nekatin aja.

Baru mau El buka pintu eh udah di buka dulu dari dalam.

"Eh Kak"

"Apa?" Aksa.

"Kak Aksa kenapa? Kok pucet?" Tanya El dan tangannya terulur ingin memegang wajah Aksa namun lebih dulu di tepis.

"Mau ngapain?" Tanya Aksa.

"Ngambil baju kotor" ucap El yang masih menatap Aksa.

"Ya udah ambil" Aksa menggeser tubuhnya dan membiarkan El masuk.

"Kakak beneran gak papa?" tanya El Lagi sebelum keluar dari kamar Aksa.

"Gak usah perduli, urusi urusan kamu aja"

"Tapi kak-" Aksa lebih dulu menutup pintu kamarnya mana kenceng banget.

El baru selesai menjemur baju namun Dia kepikiran Aksa. Sepertinya Aksa sakit. Apa El harus melihatnya dulu sebelum pergi menjenguk Key.

El gak mungkin tenang jika pergi menjenguk ke Key tanpa memastikan Aksa baik-baik saja.

El akhirnya ke kamar Aksa lagi.

Mengetuk pintu beberapa kali namun tidak ada sautan akhirnya El memutuskan untuk membuka pintu dan melihat jika pemilik kamar sedang tidur.

"Kak Aksa" panggil El sambil berjalan mendekati ranjang.

"Kak Aksa" panggil El sambil berjalan mendekati ranjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepertinya Aksa tertidur cukup pulas.

El mengulurkan tangannya menyentuh dahi Aksa dan benar saja suhu tubuh Aksa tinggi.

"Sepertinya Kak Aksa demam" El menaikan rambut Aksa yang menutupi dahi.

"Keyy" Gumam Aksa saat tangan El menyentuh dahinya.


Regret In Mistakes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang