Key terbangun Dia melihat sekeliling dan menemukan Aksa dan El yang tertidur dengan posisi duduk bersebelahan di sofa dan El bersandar pada pundak Aksa.
Tidak lama Aksa terbangun.
"Morning sayang" ucap Key dari atas ranjang membuat Aksa langsung tertuju padanya.
"Oh kamu udah bangun, Kamu-" ucap Aksa ingin berdiri namun Ia melihat ke arah samping dan El masih tertidur dengan bersandar padanya.
"Jangan bangun dulu Sa, El masih tidur" ucap Key membuat Aksa melihat ke arahnya.
"Kamu butuh sesuatu?" Tanya Aksa yang masih dalam posisi semula.
"Enggak. El tidur jam berapa yah" ucap Key.
"Setelah kamu tidur, Dia baru tidur" ucap Aksa.
"Badan Dia pasti sakit tidur sambil duduk kaya gitu" Key menghawatirkan kembarannya itu.
"Kamu juga, nanti kalau Ayah sama Bunda dateng kamu pulang aja ya Sa"
"Tapi Kamu-"
"Sa, Kamu kan juga butuh istirahat kalau kamu sakit juga nanti Aku gimana? Siapa yang jagain kamu, Kamu kan tau sendiri Aku juga masih sakit" ucap Key.
"Iya nanti Aku pulang, habis istirahat Aku ke sini lagi" ucap Aksa dan Key mengangguk.
El sudah terbangun, Ayah dan Bunda juga sudah datang.
"Lo pulang dulu aja El istirahat, emang gak pegel tu badan tidur sambil duduk" ucap Key.
"Iya El, kamu pulang aja dulu. Kamu kan semalaman ada di sini jagain Key. Nanti kan kamu bisa ke sini lagi" Bunda.
"Ya udah, Nanti El ke sini lagi" ucap El akhirnya.
"El bawain masakan Lo ya, Gua pengin makan masakan Lo" ucap Key.
"Emang boleh?" Tanya El.
"Kamu tuh baru sadar Key, kamu harus makan makanan rumah sakit dulu" Ayah.
"Ayahh~"
"Bikinin bubur aja El" Bunda.
"Gua bawain Bubur Ya" El.
"Yaudah deh, kayaknya Bubur buatan Lo lebih enak daripada rumah sakit" ucap Key setuju.
Aksa sudah berpamitan lebih dulu. Namun saat El keluar ternyata Aksa masih menunggunya di depan rumah sakit.
Selama perjalanan pulang suasana mobil sangat hening, El juga hanya menatap keluar jendela. Aksa yang fokus pada jalan juga sesekali melihat ke arah El.
"Kak" ucap El membuat Aksa sedikit terkejut.
"Ya" jawab Aksa dan El membenarkan posisi duduknya melihat ke arah Aksa.
"Kita harus bagaimana?" Tanya El.
"Key udah bangun, bagaimana reaksi Key kalau Dia tau kita menikah. A-aku takut Key marah Kak" ucap El dan satu tangan Aksa memegang tangan El.
"Kita pelan-pelan aja ngomong ke Key, Kakak akan berusaha jelasin ke Key supaya Dia gak marah sama kamu" ucap Aksa menggenggam tangan Aksa.
"Atau kita cerai saja sebelum Key-"
"El!" Ucap Aksa dan menepikan mobilnya.
"Perceraian bukan satu-satunya solusi. Pernikahan itu sakral El dan bukan untuk mainan. Kita bisa membicarakan ini lagi nanti setelah keadaan Key baik" ucap Aksa.
El tidak menjawab dan Aksa melajukan mobilnya lagi.
Sepertinya bukan hanya El yang ingin mempertahankan pernikahan mereka tapi Aksa juga.
Hanya saja El sudah jelas, Ia memikirkan anak di dalam kandungannya. Entah Aksa apa Ia memang sudah menaruh hati pada El atau hanya karena Ia memikirkan kesakralan sebuah pernikahan.
.
.
Aksa mengetuk pintu kamar El untuk mengajaknya ke rumah sakit lagi namun tidak ada jawaban dari El.
Akhirnya Aksa memutuskan membuka pintu yang ternyata tidak di kunci. Ia melihat El yang masih tertidur di ranjang. Aksa akhirnya membiarkan El tertidur dan Aksa akan mengirim pesan kalau Ia sudah pergi ke rumah sakit lalu meminta El menghubunginya jika sudah bangun Dan Ia akan menjemputnya.
Aksa sudah sampai ke rumah sakit.
Di sana ada Bunda Key."Sayang" ucap Key saat melihat kekasihnya itu masuk ke kamar rawatnya.
"Bunda mau pulang dulu? Biar Aksa yang jagain Key"
"Iya Bunda bisa pulang dulu nanti El juga pasti sebentar lagi ke sini atau nanti bunda ketemu El di bawah tapi El kayaknya masih di rumah deh" ucap key.
Bunda menatap ke arah Aksa.
"Sa, jagain Key ya. Bunda titip Key" ucap Bunda.
"Iya Bun" ucap Aksa.
"Bunda pulang dulu ya, ngambil keperluan kamu. Nanti Bunda tanyain El mau ke sini kapan" ucap Bunda mengusap pipi key sebelum mencium dahinya.
Bunda udah pulang.
"Gimana keadaan kamu?" Tanya Aksa.
"Masih lemes, apalagi kaki aku kaya mati rasa" ucap Key sedikit cemberut.
"Pelan-pelan ya"
"Dokter bilang kalau aku berapa hari lagi bisa mulai latihan jalan, tapi liat kondisi aku sama hasil pemeriksaan lainnya" Key.
Aksa mengusap-usap punggung tangan Key. Dia bahagia Key bisa membuka matanya tapi entah mengapa ada perasaan lain yang mengganjal di dalam hatinya.
"Aksa" panggil Key membuat Aksa melihat ke arahnya.
"Iya?"
"Kamu gak dengerin aku ngomong ya?" Tanya Key.
"Maaf, kamu ngomong apa?" Tanya Aksa.
Mereka akhirnya mengobrol sampai suara pintu terbuka.
"El" ucap Key melihat saudaranya datang.
"Vino" ucap Key lagi karena Vino muncul di belakang El.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret In Mistakes
FanfictionCerita seorang kembaran yang terpaksa menggantikan kembarannya di hari pernikahan karena mengalami kecelakaan dan Koma. Apakah yang suami bisa mencintainya atau bahkan membencinya. Seokjin Jisoo Taehyung