40

202 25 1
                                    





"Aku tidak tau" Vino.

"Tidak mungkin kamu tidak tau!" Aksa.

"Gua udah sering bilang kalau Gua gak tau, sekalipun Gua tau pun gak akan Gua kasitau sama Lo!" Vino yang mulai kesal.

"Tapi yang perlu Lo tau, perkiraan El akan segera melahirkan dan karena kebodohan Lo KITA GAK TAU DIMANA EL SEKARANG!!" Vino.

"Mending Lo hidup sama Key aja, dan jangan usik El lagi. Itu mau Lo kan?" Vino.

"Saya maunya El" ucap Aksa membuat Vino terkekeh.

"Dulu kemana? Kenapa setelah El pergi Lo baru ngomong kaya gini. Lupa nuduh El selingkuh bahkan hamil sama orang lain? Sampai ngirim surat cerai, Lupa?"

"El udah pergi seperti kemauan Key, mau apa lagi kalian?"

"Key?"

"Lo tau El ada di apartemen Gua dari Key kan? Lo lebih percaya Key kan? Yaudah balik aja ke Key dan stop cari El"

"Tunggu, El pergi karena kemauan Key gimana?"

"Key yang minta El buat pergi menjauh dari hidup Lo dan kemungkinan Key tau kalau El hamil anak Lo" Vino.

"Gak mungkin"

"Mau gua kirim cctv-nya?"

"Key gak mungkin kaya gitu ke El!"

"Bahkan di saat kaya gini pun Lo masih belain Key? Terus ngapain Lo masih nyari El?" Vino.



Setelah melihat cctv dari Vino, Aksa bergegas pergi bertemu Key.

"Aksa" ucap Key sambil tersenyum saat melihat Aksa masuk ke ruangannya.

"Kamu yang nyuruh El pergi?" Tanya Aksa to the poin.

"Apa sih Sa?" Tanya Key menunjukan wajah bingungnya.

"Kamu gak mungkin ngelakuin itu ke El kan Key?"

"Ya e-enggak"

"Kamu gak tau El hamil anak Aku kan Key?"

"El itu gak hamil anak Kamu Aksa!"

"Aku sudah bilang kalau El hamil anak Aku, Key" Aksa.

"Gak, Dia gak hamil anak Kamu. Stop cari El! Biarin Dia pergi!" Key.

"Key, kenapa kamu tega sama El?"

"Aku gak tega, yang tega dan jahat itu kalian semua! Kenapa kalian ngelakuin itu ke Aku!! Kenapa kamu dan El jahat sama Aku!"

"El udah pergi, kenapa kamu masih gak mau nikah sama Aku? Kamu harusnya nikah sama Aku, Aksa!"

.

.

El berjalan-jalan di sekitaran apartemen tepat Ia tinggal, Ia memakai baju hangatnya karena memang masih musim dingin.

Ia berjalan sambil memeluk perutnya yang sudah membesar.
El mulai mencoba melupan semua orang yang menyakitinya meskipun tidak semudah itu.

Dari Ia memilih pergi sampai sekarang Ia harus menjaga kesehatannya sendiri dan juga menjaga bayi di dalam kandungannya. Ia tidak boleh banyak pikiran apalagi merasa setres.

Demi menjalani kehidupan yang baru dengan calon anaknya Ia harus siap memulai hidupnya sendiri tanpa orang-orang yang biasa berada di sisinya.

Namun El berterima kasih karena di pertemukan dengan Kean dan Fio istrinya. Ia fikir akan benar-benar sendiri namun ternyata tidak. Kak Fio istri dari Kak Kean sangat baik pada El bahkan sering menanyakan kabar dari El.




Keadan Aksa semakin memprihatinkan setelah mengetahui banyak fakta setelah kepergian El.

Ia tidak memperdulikan Key yang terus menghubunginya bahkan mengirimnya banyak pesan. Belum lagi orang tua Aksa yang meminta Aksa menikah dengan Key dan Aksa tau pasti ada campur tangan Ayah Key padahal Aksa dan El belum resmi cerai karena Aksa belum mengirimkan surat perceraian mereka ke pengadilan.

Aksa masih mencoba mencari keberadaan El dan menanyakan pada teman El bahkan Ia terus mendatangi tempat lama El bekerja dan selalu mendapatkan jawaban yang sama, Mereka tidak tau El ada dimana.

Aksa mulai mengabaikan pekerjaannya membuat sang Ayah juga murka pada putranya itu. Setelah mencari El, Aksa akan mengurung dirinya atau minum sampai tidak sadarkan diri.


"Berhenti" ucap Kean menahan Aksa yang akan mengambil botol alkohol lagi.

"Kasi Gua"

"Sa!" Kean.

Aksa hanya menyandarkan tubuhnya lalu menutup mata, rasa pusing sudah menyerang dirinya.

"Mau sampai kapan Lo kaya gini?! Mau badan Lo rusak pun El belum tentu balik ke Lo!"

"Terus Gua harus gimana?"

"Lo maunya gimana?"

"Gua mau El"

"Dia udah pergi, Lo yang minta Dia pergi. Setelah Dia pergi terus Lo cariin. Mending stop Sa. Kasian sama El dan kasian sama diri Lo sendiri"

"Perbaiki diri Lo dulu kalau Lo mau nyari El. Situasi masih kaya gini gak akan bikin El baik-baik aja meskipun El kembali"

"Tapi Anak Gua gimana?"

"Lo gak percaya sama El?"

Aksa masih dalam posisi semula bersandar sambil memejamkan matanya hanya saja sekarang Ia mengangkat tangannya dan menutup matanya dengan lengannya.

Kean tau Aksa menangis. Bukan Ia tidak ingin memihak Aksa hanya saja dalam situasi saat ini Keadaan El yang sedang hamil Tua pun lebih penting. Melihat keadaan El sepertinya El memang ingin sendiri dulu. Dan akan lebih baik kalau Aksa juga memperbaiki dirinya dulu.

Hal lain yang Kean takutkan adalah Key. Entahlah Ia hanya takut Key bertindak diluar batas pada El kalau Key tau dimana El berada.

.

.


Keadaan Aksa mulai membaik setelah berbicara dengan Kean saat itu. Ia sedang di dalam mobil dan menunggu lampu merah. Di sisi mobil Aksa ada sebuah motor yang di naiki sebuah keluarga, Ayah ibu dan seorang anak di tengah keduanya.

Aksa teringat El, Apa El sudah melahirkan atau belum, bagaimana keadaan El sekarang bagaimana keadaan anaknya jika memang sudah lahir.

Suara klakson membuat Aksa tersadar ternyata lampu sudah berubah hijau.






"Kakkkk...."

"Ayo El bisa, Kakak Di sini" Fio sedang menemani El yang sedang melahirkan.

Fio memutuskan tinggal dengan El di saat El sudah mendekati HPL. Kean juga mengizinkan itu.








Regret In Mistakes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang