25

193 21 3
                                    


Aksa menyuruh El untuk istirahat setelah apa yang Vino ucapkan kemarin. Padahal El sudah bilang kalau Dia gak kenapa-kenapa ke Aksa tapi karena Vino bilang kalau El pingsan membuat Aksa yakin kalau El memang harus istirahat.

"Kak, El bantu ya" ucap El pada Aksa yang sedang memasak.

"Kamu duduk aja, Kakak udah mau selesai" ucap Aksa.

Setelah Aksa selesai memasak dan Ia menaruh makanan di atas meja lalu Ia ikut duduk.

"Makanlah" ucap Aksa saat El hanya menatap masakannya.

"Atau kamu tidak menyukainya?" Tanya Aksa.

"Ah, bukan seperti itu kak. El akan memakannya" ucap El mengambil sendok dan mulai mencobanya.

Aksa juga menatap El seakan ingin melihat apa reaksi istrinya itu, tunggu apa?

"Enak Kak" ucap El.

"Oh bagus lah" ucap Aksa dan Ia juga makan karena harus bekerja.






"Tetap di rumah dan jangan melakukan apapun, kalau ada apa-apa langsung hubungi Kakak karena kamu di rumah sendirian"

"Iya Kak, El cuman butuh istirahat aja" ucap El.

"Mau titip apa gak?" Tanya Aksa.

"Emm ice cream" El.

"Yang bener aja dong El, kamu lagi sakit gini" Aksa.

"Hehe, enggak Kak. El lagi gak pengin apa-apa" El.

"Yaudah Kakak pergi dulu" ucap Aksa sebelum meninggalkan El.


El berjalan ke kamar sambil mengusap perutnya.

"Aku benar-benar ingin ice cream" ucap El lalu menghela nafas.

.

.


Aksa pulang dan ternyata El sudah menunggunya di lantai bawah. Menunggu Aksa? Lebih tepatnya menunggu pesanan El.

"Kak" panggil El.

"Kamu udah nunggu, kakak kelamaan yah?" Tanya Aksa.

"Enggak kok" ucap El mengambil box di tangan Aksa.


"Kenapa tiba-tiba kepikiran puding mangga?" Tanya Aksa.

"Oh, Aku sedikit bosan dan melihat itu di ponsel sepertinya enak" ucap El lalu memakan puding itu lagi.

Dia bahkan tidak melihat area makanan di ponselnya. Dia tiba-tiba ingin makan puding mangga.

"Sepertinya itu lebih baik dari pada kamu makan ice cream terus-terusan" ucap Aksa membuat El cemberut.

"Kakak mau?" Tawar El.

"Buat kamu aja, Kakak mau mandi dulu" ucap Aksa.

"Iya Kak"

"Oh ya kamu udah makan?"

"Udah"

"Kalau gitu kakak ke atas"

Aksa ke kamarnya meninggalkan El. El menyadari jika ia sedang mode ngidam. Ia suka makan makanan manis dan juga ice cream. Ia menjadi mual jika makan seafood terlebih ikan dan sekarang Ia ingin puding mangga dan ingin Aksa yang membelinya.

.

.


"Makan puding kiwi enak kayaknya deh kak" ucap El.

"Kamu lagi suka puding? Kemarin baru makan puding mangga" ucap Aksa

"Kayaknya deh kak, enak aja gitu" ucap El nyatanya Dia mengidam lagi.

"Mau kakak beliin?" Tanya Aksa.

"Mau bikin sendiri aja, El lihat masih ada kiwi di kulkas deh" ucap El berjalan ke arah dapur.

"Kelamaan dong kalau bikin dulu" Aksa.

"Kan El bikin buat El sendiri"

"Kakak jadi kepengin juga"

"Boleh tapi bantuin" ucap El membuat Aksa berjalan ke arah dapur.

"Kakak potong ini" El menaruh beberapa buah kiwi di depan Aksa.

Keduanya akhirnya membuat puding kiwi bersama sambil sesekali bercanda dan sejenak melupakan soal Key dan Vino.

"Eh" ucap El saat tangannya tidak sengaja terkena cipratan Puding saat sedang mengaduknya.

"Hati-hati El" ucap Aksa menarik El ke arah wastafel dan mengalirkan Air keran pada tangan El yang terkena panas.

"Kamu tuh ya, pelan-pelan aja ngaduknya itu kan panas" ucap Aksa masih melihat ke arah tangan El sedangkan El sejak tadi menatap ke arah Aksa yang menunjukan raut khawatir padanya.

"Ngerti kan?" Aksa melihat ke arah El.

"Oh, iya Kak. Maaf" ucap El.



"Mungkin ini bisa di makan nanti malam" ucap El setelah selesai menaruh puding dalam cetakan.

"El mau lanjut masak, Kakak mandi dulu aja" ucap El.

"Ya udah, Kakak ke atas dulu" ucap Aksa meninggalkan El.

Sepeninggalan Aksa, El memegangi dadanya yang entah mengapa jantungnya berdetak tidak beraturan sejak tadi.

"Apa yang harus ku lakukan" ucap El menarik nafas panjang. Apa Ia harus memberitahukan pada Aksa soal kehamilannya. El tidak mungkin terus-terusan menutupinya, semakin hari pasti perut El akan semakin membesar namun bagaimana dengan Key, Kak Aksa juga belum tentu menerima kehamilannya kan?

El sepertinya masih harus memikirkan ini lagi. Meskipun Aksa menolak kehamilan El nantinya tapi yang penting El sudah memberitahunya daripada harus terus menutupi seperti ini membuat El juga terbatas saat ingin melakukan apapun. Ia bahkan belum minum susu ibu hamil dari kemarin.



Regret In Mistakes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang