30

172 20 0
                                    

"El kamu gemukan?" Ucap Bunda.

"Benar, berati bukan hanya perasaan ku saja" ucap Key.

"Aku ingin menambah berat badanku juga" Key yang memang merasa berat badannya turun drastis.

"Kamu bisa menaikan berat badanmu lagi Key" El.

"Apa Aksa tidak menyukaiku lagi karena Aku menjadi jelek?" Key.

"Berhenti berfikir aneh-aneh" El.

"Jika kamu sudah sembuh, kamu bisa melakukan hal yang kamu inginkan sayang" Bunda.

"Dengerin tuh ucapan Bunda" El.

"Iya" Key.

Ponsel El berdering.

"Bentar ya" ucap El berdiri dan berniat keluar ruangan Key.

"Vino tuh pasti" ucap Key namun tidak di hiraukan El.

AKSA, nama yang tertera di layar ponsel.

"Kak Aksa" El.





El langsung berpamitan untuk pulang pada Bunda dan Key. Ia tidak bisa berlama-lama di rumah sakit.

Setelah mendapat panggilan dari Aksa, Ia langsung bergegas pulang.
Bahkan sesampainya di rumah El langsung naik ke lantai atas, Ia juga melihat meja makan yang sepertinya Aksa belum menyentuhnya sama sekali.

"Kak" El langsung membuka pintu kamar.

"Kakak kenapa?" Tanya El khawatir karena Aksa di telfon hanya memintanya untuk pulang dengan suara yang terdengar sangat menghawatirkan.

"Kakak mau ke rumah sakit? Atau Aku panggilan dokter?" El bersiap mengambil ponselnya.

Aksa menahan tangannya "El bisa Kakak minta peluk" ucap Aksa.

"Sebentar saja" Aksa seakan memohon.

Akhirnya El mengiyakan.

El naik ke ranjang dan Aksa langsung memeluknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

El naik ke ranjang dan Aksa langsung memeluknya. Menyamankan tubuhnya dalam pelukan El.

"Kakak belum makan? Mau makan dulu gak?" Tanya El dan Aksa hanya menggelengkan kepalanya dan malah meringsek masuk membuat El merasakan hembusan nafas Aksa di perpotongan lehernya.

Ponsel Aksa berdering namun El tidak bisa melihat siapa yang menghubungi Aksa karena posisi tidur El.

Namun ponsel itu berdering lagi menandakan beberapa pesan masuk membuat El akhirnya mencoba melonggarkan pelukan Aksa supaya Ia bisa mengambil ponsel di atas meja.

Aksa merasa terganggu malah mengeratkan pelukannya.
"Kak, El ingin mengambil ponsel sebentar" El.

Akhirnya El bisa mengambil ponsel dan melihat siapa yang mengirim pesan dan menghubungi Aksa.

Ternyata itu Key. Key menanyakan kabar Aksa dan apa Aksa akan menemuinya malam ini, Key khawatir karena setelah Aksa pulang tidak ada kabar lagi dari Aksa.

El ragu ingin membalas pesan Key atau tidak tapi El tidak ingin Key berfikir macam-macam lagi tentang Aksa. Apalagi berfikir perasaan Aksa sudah berkurang pada Key. Apakah Ia sangat jahat sekarang. El menatap Aksa yang masih tidur memeluknya.

.

.

"Maaf El" ucap Aksa saat terbangun paginya.

"Gak papa Kak, tapi Kakak gak demam semalam" El sudah memastika kalau Aksa tidak saki tadi malam.

"Kakak tidak tau kenapa semalam seperti itu" Aksa.

"El juga ingin meminta maaf karena membalas pesan Key di ponsel Kakak semalam karena El gak mau Key berfikir kalau Kak Aksa tidak mencintai Key lagi" El.

"Key berbicara padamu?" Tanya Aksa.

"Heumm, Key merasa kalau Kakak sedikit berbeda dan menanyakan apa 2 bulan ini ada hal yang terjadi saat Ia koma" El.

"Tolong kak, bantu Key sembuh dulu sebelum kita memberitahu Key apa yang terjadi" El.

"Key mungkin akan sangat marah padaku, tapi tolong yakinkan Key kalau Kakak masih mencintainya" ucap El lagi dan Aksa masih terdiam.

Aksa bimbang. Kenapa Aksa merasa bimbang? Bukankah harusnya Ia sudah tau yang harus Ia pilih adalah Key. Mungkin ini karena ucapan Kean waktu itu.

.

.

Vino datang bersama El ke rumah sakit dimana Key dirawat.

"Bunda mana?" Tanya El.

"Bunda pulang sebentar" Key.

"Jadi Lo sendirian?" Vino.

"Enggak, ada Aksa di kamar mandi" Key.

Pintu kamar mandi terbuka menampakan Aksa yang sepertinya kurang baik.

"Kenapa Sa?" Tanya Vino.

"Gak tau tuh mutah-mutah. Suruh periksa tapi gak mau" ucap Key membuat Vino menaikan satu alisnya menatap Aksa lalu Ia menatap El.

"Kayaknya masuk angin" Aksa.

"Kak Aksa udah makan? Udah minum obat?" Tanya El.

"Gimana mau minum obat El, makan aja baru satu suap langsung di mutahin" Key.

"Kasian" ucap Vino entah mengapa Ia tertawa.

"Gak usah rese Vin" Key pada Vino.

"Kakak makan deh, El bawa makanan tadinya mau buat Key sama Bunda. Ini punya Bunda buat Kakak aja" El mengeluarkan kotak makan dan menaruhnya di meja depan Aksa duduk.

"Key mau makan juga?" Tanya El.

"Mau, suapin" Key pada El.

"Sini Gua suapin pake kaki" Vino.

"Iss, El usir Dia usir" Key mengadu pada El lalu menunjuk Vino.

Tanpa mereka sadari ternyata Aksa memakan makanan El dan baik-baik saja.


Menjelang malam Ayah dan bunda datang. Vino bertemu dengan Ayah El Ia masih merasa tidak suka dengan sikap mantan calon mertuanya itu. Vino tau pernikahan El dan Aksa pasti ulah Ayah El dan Vino tau kalau Ayah El lebih menyayangi Key daripada El.
Entah apalagi yang akan Ia lakukan setelah sadarnya Key.

"Aksa besok kalau masih gak enak badan jangan ke sini dulu ya" Bunda pada Aksa yang berpamitan pulang.

"Iya Bunda" Aksa.

"Vino sama El juga pulang ya Bun" Vino.

"Iya kalian hati-hati" Bunda yang memang mereka ada di depan pintu kamar Key.

"El pulang sama?" Tanya Bunda menatap Putrinya.

"Aksa Bun" ucap Aksa.

"Kakak bisa bawa mobil, apa El aja yang bawa?" Tanya El yang sudah berada di dalam mobil Aksa.

"Kakak aja, El bisa gak Kakak minta peluk sebentar aja" ucap Aksa.

"Kakak sakit? Periksa aja ya" El.

"Peluk aja sebentar" minta Aksa akhirnya El mengiyakan.

Di sisi lain Vino melihat itu dari mobilnya sebelum Ia melajukan mobilnya pergi keluar dari area rumah sakit.



_____

Gua lupa, harusnya chapter sebelumnya kehamilan El udah 8 Minggu lebih udah mau 3 bulan.

Tapi ya sudah lah, nanti kalau agak di percepat di maklumin ya 🙏

Regret In Mistakes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang