Keberadaan El benar-benar hilang begitu saja. Vino maupun Aksa tidak menemukan El.
Aksa juga mencoba mencari El dan membuatnya harus terus bertengkar dengan Key.
Key fikir setelah El pergi hubungannya dengan Aksa akan membaik namun nyatanya Ia salah, hubungannya dengan Aksa semakin berantakan.
Kondisi Key juga sudah jauh membaik Ia sudah tidak perlu kontrol rutin.
"Aksa!"
"Jangan menggangguku Key" Aksa terus sibuk dengan pekerjaannya. Seolah tak berniat menanggapi amarah Key.
"Kenapa kamu terus nyariin El sih! Aku sudah bilang berhenti mencarinya!!" Key.
"Aku masih ingin memastikan soal anak-"
"Itu bukan anakmu! Harus berapa kali ku bilang itu bukan anakmu!!" Ucap Key membuat Aksa menjatuhkan bolpoin yang sedang ia pakai ke meja dengan keras sambil menatap Key.
"Ini urusan rumah tanggaku, kamu tidak ada hak mencampurinya" ucap Aksa terkesan dingin menatap ke arah Key.
"Rumah tangga? Kalian bahkan sudah bercerai Aksa" ucap Key sambil terkekeh mengejek ke pada Aksa.
"Keluar Key, Aku tidak ingin bertengkar denganmu" Usir Aksa lalu fokus dengan pekerjaannya kembali.
Key mengepalkan tangannya sebelum akhirnya pergi dari ruangan Aksa.
Setelah El memutuskan pergi.
Vino memeriksa cctv apartemen nya untuk mencari kepergian El."Bisakah kamu pergi dari hidup Aksa?"
"Aksa itu kekasihku El, bagaimana bisa kamu setega itu mengambil Aksa dariku padahal kamu tau sendiri seberapa besar Aku mencintai Aksa!"
"Key tapi aku-"
"Hamil? Katakan itu bukan anak Aksa jika kamu masih menganggap ku saudaramu" Key.
Di sisi lain Vino yang sedang menatap rekaman cctv itu mengepalkan tangannya dan mengeraskan rahangnya.
"Aku sudah menduga ada yang salah dengan kalian berdua dari kali pertama bangun hanya saja aku berfikir kamu tidak akan setega itu padaku" Key masih berusaha memojokkan El.
"Bahkan sampai Aku keluar dari rumah sakit dan kalian tidur bersama! Di saat aku masih sakit masih terbaring di kamar lain, kamu dan Aksa tidur di satu ranjang yang sama!!" Key.
"Key-"
"Pergilah dari hidup Aksa" ucap Key sebelum Ia keluar dari unit apartemen Vino dan berpapasan dengan bunda.
Di sisi lain kehamilan El sudah membesar. Ia baru keluar dari ruang dokter setelah memeriksakan kehamilannya.
Ia berjalan mengusap perutnya sambil tersenyum karena mendengar hasil pemeriksaan yang baik. Bulan depan ia akan melahirkan, El tidak menyangka waktu anak berjalan secepat ini sejak Ia memutuskan pergi.
El memutuskan duduk di sebuah cafe, menatap ke arah luar jendela dimana kepingan salju mulai turun.
Sampai seseorang menaruh sebuah paperbag di atas meja mengalihkan perhatian El.
"Kak" uacp El.
"Aku membawakanmu mantel dan syal, di luar mulai dingin" ucapnya membuat El tersenyum.
"Terimakasih Kak Kean"
Kean teman Aksa? Iya itu Kean yang sama.
Pertemuan keduanya sebenarnya tidak terduga. El yang berada di belahan bumi lain tiba-tiba berpapasan dengan Kean yang saat itu pergi dengan istrinya.
Kean awalnya ingin langsung memberitahu Aksa hanya saja El meminta supaya Kean tidak memberitahu siapapun dimana El berada.
Melihat situasi dan kondisi El, Istri Kean meminta suaminya untuk tidak memberitahu siapapun seperti yang El mau.
Tapi Kean minta untuk El tidak memutus kabar dengannya ataupun istri Kean. Setidaknya Kean tau bagaimana kondisi El dan calon anaknya.
Istri Kean cukup mengerti keadaan dan perasaan El, bagaimana pun Ia pernah hamil dan di berharap El tidak terlalu setres karena bisa berpengaruh pada kehamilan El, kalau El merasa hidup seperti ini bisa membuatnya nyaman kenapa enggak. Istri Kean tentu tau terlalu banyak masalah yang harus El lakuin dan itu pemicu stres untuk ibu hamil seperti El.
Setiap pertemuan mereka El tidak pernah menanyakan keadaan Aksa, seolah Ia memang tidak ingin tau apapun tentang Aksa lagi. Kean juga tidak pernah menyinggung soal Aksa. Meskipun Ia tau sahabatnya itu uring-uringan mencari El tapi kebodohan Aksa juga karena mengirimkan surat cerai pada El.
"Nih" istri Kean datang memberikan pesanan suaminya.
"Bagaimana kehamilanmu El?" Tanyanya duduk di samping El.
"Baik Kak, El habis periksa kata dokter kemungkinan El lahiran bulan depan"
"Gak nyangka ya, sebentar lagi lahiran" ucap istri Kean mengusap perut El.
"Kamu mau di sini aja nemenin El?" Tanya Kean.
"Ehh gak perlu" tolak El.
"Boleh"
.
.
"Kamu tuh gak boleh gitu Key" Tegur Bunda.
"Kenapa? Faktanya El udah pergi tapi Aksa masih gak bisa balik ke Key. Apa yang salah Bunda? Ini emang salah El!"
"Key-" Bunda.
"Ayah bisa bikin Aksa sama El nikah, kenapa Ayah gak bisa bikin Aksa balik ke Key?!"
"Ini semua juga salah Ayah, kenapa Ayah minta El nikah sama Aksa. Kalau gak semua ini gak akan terjadi! Key benci Ayah!!"
"Key" Ayah mencoba menahan putrinya itu namun Key tetap pergi.
"Lihatkan Ayah? Apa yang Ayah lakukan membuat semua putri Ayah tidak ada yang bahagia, kita kehilangan El dan kita juga gak bisa membuat Key bahagia. Sekarang Ayah mau bagaimana?" Tanya Bunda.
_____
Selamat menunaikan ibadah puasa, untuk yang hari ini menjalankan puasa ataupun untuk yang besok baru menjalankan puasa.
Sampai bertemu kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret In Mistakes
FanfictionCerita seorang kembaran yang terpaksa menggantikan kembarannya di hari pernikahan karena mengalami kecelakaan dan Koma. Apakah yang suami bisa mencintainya atau bahkan membencinya. Seokjin Jisoo Taehyung