7

218 18 0
                                    


Paginya El bangun lebih pagi sebelum pergi untuk bekerja. Dia berniat memasak sarapan terlebih dahulu lalu membereskan rumah.

Sarapan sudah siap dan saat El akan ke kamarnya untuk mandi ternyata Dia ber papasan dengan Aksa yang keluar kamar dan sudah rapih.

"Kak, El mau izin pergi bekerja"

"Terserah" ucap Aksa.

"Kalo Kakak mau sarapan, El udah masakin" ucap El membuat Aksa mengehentikan langkahnya.

"Aku makan di kantor" ucap Aksa lalu melanjutkan jalannya dan meninggalkan El.

Hal ini juga terjadi di hari-hari berikutnya. Aksa tidak pernah menyentuh sedikitpun makanan yang El masak. Tapi El tetap memasak sarapan ataupun makan malam jika El sudah pulang.

Sikap Aksa semakin dingin ke El bahkan kata-kata Aksa semakin tajam dan kadang El tidak bisa menahannya dan akhirnya menangis.

Untuk Key, masih belum ada perubahan. Key masih terbaring di ranjang dan belum menunjukan kalo Dia akan segera bangun dari koma.

"El, udah malam kamu gak pulang?" Tanya Mama.

"Ma, El tidur di sini yah nungguin Key" minta El.

"Ya udah kamu hubungin Aksa bilang kalo kamu di sini. Tapi Mama harus pulang"

"Iya gak kenapa-kenapa, Mama pulang aja" ucap El.

Setelah Mama keluar El menghubungi Aksa beberapa kali namun nihil. Aksa tidak menjawabnya. El memutuskan untuk mengirim pesan.

"Key-" El memegang tangan Key.

"-Masih sama. Bahkan Kak Aksa semakin berubah, itu bukan Kak Aksa yang El kenal selama ini Key"




El tertidur di samping Key dengan posisi duduk dan menjadikan lengannya menjadi bantal.

Di sisi lain Aksa berdiri di depan pintu.

Awalnya Dia ingin melihat Key setelah pulang bekerja namun saat membuka pintu yang Dia lihat adalah El.

Aksa tidak memeriksa ponselnya, Dia tidak tau jika El ada di rumah sakit. Mungkin jika Dia tau, Dia tidak akan datang malam ini.

Aksa mengurungkan niatnya dan memilih pulang. Dia mengecek ponselnya di dalam mobil ternyata ada beberapa panggilan masuk dari El dan juga pesan masuk jika El akan menjaga Key di rumah sakit malam ini.

.

.

Paginya Aksa akan berangkat ke kantor namun yang membuat Aksa menghentikan langkahnya adalah Terdapat makanan di meja makan.

Aksa melihat ke arah kamar El sebelum memutuskan meneruskan langkahnya. Dia tidak ada niatan sedikit pun menyentuh makanan yang El buat.

Aksa tidak tau kapan El pulang tapi yang jelas El memang sudah pulang karena mobil El memang sudah terparkir di samping mobil Aksa.

El keluar dari kamarnya, Dia sengaja pulang lebih cepat karena harus membuat sarapan untuk Aksa namun yah El bisa menebaknya jika Aksa tidak akan menyentuh masakan buatan El.

El menarik nafasnya melihat itu. Namun ini sudah menjadi tugasnya jadi Aksa sarapan ataupun tidak El harus tetap menyiapkan.

.

.

Sudah 1 bulan berlalu dan Key belum juga bangun dari komanya.
Dan 1 bulan ini juga sikap dan sifat Aksa semakin dingin dan kasar pada El.

"Berhenti menyentuhnya El!"

"Terserah kamu mau melakukan apa, tapi jangan sentuh barang-barang ku!!!"

"Jangan menunjukan keperdulian mu pada Ku! Itu hanya semakin membuat ku muak!"

"Kamu tidak akan pernah bisa menggantikan Key! Gak akan!"

Aksa lalu pergi meninggalkan El yang menangis. El merosotkan tubuhnya ke lantai, Dia menangis sambil menatap bingkai kaca yang pecah dengan foto Aksa dan Key di dalamnya.



Regret In Mistakes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang